Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dialog Kebangsaan Di Ponpes Cirebon

Muhaimin: Saatnya Santri Jadi Penggerak Kemajuan

Minggu, 19 September 2021 07:05 WIB
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (kedua kanan) saat silaturahmi sekaligus menghadiri tasyakuran Perpres Dana Abadi Pesantren di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). (Foto: Instagram)
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (kedua kanan) saat silaturahmi sekaligus menghadiri tasyakuran Perpres Dana Abadi Pesantren di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (18/9/2021). (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Santri dan pesantren memegang peranan penting dalam perjalanan bangsa sejak era prakemerdekaan. Kini, santri-santri di Indonesia semakin membanggakan, bahkan memberi harapan besar untuk masa depan bangsa.

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin mengatakan, pesantren milik Nahdlatul Ulama (NU) pada 30 atau 40 tahun lalu dianggap tidak terlalu penting. Namun saat ini, dunia pesantren makin menggeliat.

Baca juga : Keren! Salatiga Siap Jadi Kota Penghasil “Emas Hijau”

“Kini, semua mengagumi para santri dan pesantren. Dulu, santri, pesantren ditinggalkan, dipinggirkan, bahkan tidak dicatat dalam sejarah,” ujar Gus Muhaimin, saat memberi sambutan dalam acara bertajuk Dialog Kebangsaan di Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, Jawa Barat, kemarin.

Dia menguraikan, santri memiliki peran dan kontribusi besar dalam membangun karakter, akhlak, mental anak bangsa, jauh sebelum era kemerdekaan. Para kiai telah melahirkan generasi muslim dan muslimat Indonesia yang luar biasa, dan menjadi yang terbesar di dunia.

Baca juga : Pensiun, Ini Kesan Richard Mainaky Saat Jadi Pelatih Ganda Campuran Indonesia

“Para santri, kiai, dan ulama juga ikut memerdekakan bangsa. Namun, setelah merdeka, mulai ditinggalkan, dianggap terbelakang. Kaum tertinggalkan dan dianggap merepotkan pembangunan,” urai Gus Muhaimin di hadapan ribuan santri.

Perjuangan para ulama dan kalangan pesantren, tuturnya, bahkan tidak pernah ditulis dalam sejarah nasional dan disembunyikan selama 32 tahun di era Orde Baru. Setelah Reformasi, jejak santri, pesantren dan para kiai mulai digali, ditelusuri, dan ada Resolusi Jihad.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.