Dark/Light Mode

Bamsoet Minta Pajak Alkes Tidak Masuk Kategori Barang Mewah

Kamis, 21 Oktober 2021 21:16 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (berbatik) saat menerima Perhimpunan Dokter Ahli Hukum Kedokteran dan Kesehatan Indonesia (Perdahukki), di Jakarta, Kamis (21/10). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (berbatik) saat menerima Perhimpunan Dokter Ahli Hukum Kedokteran dan Kesehatan Indonesia (Perdahukki), di Jakarta, Kamis (21/10). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Pemerintah agar pajak terhadap alat kesehatan (Alkes) tidak masuk dalam kategori pajak barang mewah. Harus ada perlakuan khusus untuk pajak Alkes, sehingga bisa meringankan beban operasional rumah sakit yang pada akhirnya meringankan rakyat jika ingin berobat. Begitu pun terhadap pajak bahan baku obat, dan beban pembiayaan lainnya yang membuat biaya pengobatan menjadi mahal.

Politisi yang akrab disapa Bamsoet ini menerangkan, di Malaysia, pajak untuk beberapa Alkes sudah hampir nol persen. Sehingga biaya berobat di sana jauh lebih murah dibanding Indonesia. Tidak heran jika banyak warga Indonesia yang berobat ke sana, khususnya di wilayah Penang. 

“Sejak pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia memang sudah membebaskan pajak alat kesehatan. Namun, hanya sebatas untuk penanganan Covid-19, belum keseluruhan barang alat kesehatan. Jika pajak untuk seluruh alat kesehatan minimal bisa diperlakukan seperti di Malaysia, tentu akan membawa angin segar bagi dunia kesehatan Tanah Air," ujar Bamsoet, usai menerima Perhimpunan Dokter Ahli Hukum Kedokteran dan Kesehatan Indonesia (Perdahukki), di Jakarta, Kamis (21/10).

Baca juga : Bamsoet Minta Finalis Puteri Otonomi Daerah Dorong Pemberdayaan Desa

Pengurus Perdahukki yang hadir antara lain, Ketua Umum dr. Rudi Sapoelete, Sekjen dr. Pramafitri Adi Patria, Bendahara Umum dr. Fery Rahman, Kabid Organisasi dr. Fauzy Masjhur, dan Bidang Hubungan Antar Lembaga dr. Mariya Mubarika.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, riset Patients Beyond Borders memperlihatkan, warga Indonesia sangat gemar berobat ke luar negeri. Peningkatannya cukup tajam, dari 350 ribu warga yang berobat ke luar negeri di 2006 menjadi 600 ribu di 2015. Total pengeluaran per tahun yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk berobat ke luar negeri bisa mencapai 11,5 miliar dolar AS (setara Rp 162 triliun), yang 80 persennya dihabiskan di Malaysia.

"Selain karena biayanya yang lebih murah dan pelayanannya lebih nyaman, warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri karena alat kesehatannya yang sangat lengkap. Padahal, dengan sumber daya manusia dan sumber daya rumah sakit yang dimiliki, Indonesia sebetulnya bisa menjadi tuan rumah bagi warganya dalam berobat. Bahkan Indonesia seharusnya bisa menjadi pemain utama dalam wisata medis, menjadi tempat yang nyaman bagi warga dunia berobat," jelas Bamsoet.

Baca juga : Bikin Mesra RI-Ukraina, Wajah Dubes Yuddy Masuk Perangko

Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kadin Indonesia ini juga menegaskan pentingnya Indonesia memiliki kedaulatan dalam memenuhi kebutuhan Alkes. Salah satunya dengan memprioritaskan belanja APBN sektor kesehatan dengan membeli Alkes produksi dalam negeri. Sehingga tidak terus bergantung pada impor. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, setidaknya sudah ada 358 jenis Alkes yang diproduksi di dalam negeri, dan 79 jenis Alkes yang menjadi substitusi/pengganti produk impor.

Laporan Gabungan Alat Kesehatan Indonesia (Gakeslab) yang merujuk data Kementerian Keuangan menunjukkan, dalam APBN 2019, pengadaan Alkes di rumah sakit pemerintah mencapai Rp 9 triliun. Pada 2020, meningkat menjadi Rp 18 triliun karena adanya pandemi Covid-19. 

“Jika digabungkan dengan anggaran APBD, BUMN, dan swasta, total belanja alat kesehatan di Indonesia berkisar Rp 50 triliun per tahun. Sangat disayangkan jika anggaran sebesar itu lebih banyak dinikmati oleh produsen alat kesehatan dari luar negeri," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.