Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mendapat balasan kritikan dari barisan partai politik pendukung pemerintah usai menyudutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato akhir tahunnya. Syaikhu menyebut, Jokowi akan mewariskan utang lebih dari Rp 7.000 triliun.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional Demokrat (DPP NasDem) Willy Aditya menuding narasi utang negara yang disampaikan Syaikhu basi dan hanya cari sensasi. “Pernyataan Syaikhu ini cukup kita lihat sebagai pernyataan politik biasa. Walaupun berkali-kali fakta yang dipilih untuk diramaikannya pun tidak membuktikan apapun,” kata Willy kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dia mengingatkan Syaikhu dan politisi lainnya, politik bukan sekadar mencari sensasi seperti yang dilakukan, tetapi semestinya mendidik. Benar bahwa Indonesia berutang, tapi kita perlu jelaskan untuk apa utang dipakai, bagaimana dia dikelola, apa yang akan didapat dari utang, berapa produksi nasional, dan banyak hal lain yang berguna untuk publik.
Baca juga : Penerimaan Negara Bakal Surplus, Sri Mulyani Happy
“Angka utang itu merepresentasikan banyak hal. Ada cerita di balik angka dan itu yang perlu disampaikan ke publik. Ada banyak perut yang terbantu, banyak kepala yang terisi, banyak kesempatan ekonomi yang terbuka, banyak fasilitas publik yang disediakan, dan masih banyak narasi faktual lainnya,” ujarnya.
Anggota Komisi XI DPR ini mengatakan, utang untuk menghadapi disrupsi ekonomi, kesehatan, dan proyeksi masa depan, wajar meningkat selama semua dilakukan sesuai konstitusi dan untuk kepentingan rakyat. Ada banyak negara lain yang jauh lebih mengkhawatirkan.
“Narasi mencekam, murung, negatifistik hanya akan memukul kembali semangat yang telah kembali tumbuh di publik,” pungkasnya.
Baca juga : Bang Narji Pilih PKS, Demokrat Legowo
Ketua DPP PKB Daniel Johan menyebut, hampir semua presiden mewariskan utang kecuali Presiden Keempat, Abdurrahman Wahid. Presiden Sukarno mewariskan utang luar negeri sebesar 6,3 miliar Dolar AS. Pada pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto menambah utang tersebut sebesar 144,7 miliar Dolar AS menjadi 151 miliar Dolar AS.
“Saat Gus Dur menjadi presiden, berhasil mengurangi beban negara atas utang luar negeri sebesar 9 miliar Dolar AS dalam waktu dan masa kepemimpinan yang sangat singkat, yakni 21 bulan,” ucap Daniel.
Meski begitu, Daniel menegaskan, kenaikan utang Pemerintaham Jokowi demi menyejahterakan masyarakat dan untuk menghadapi pandemi. Apalagi, rasio utang Indonesia lebih rendah dibandingkan negara tetangga.
Baca juga : Tommy Nyengir Aja Nih
PDIP, Hendrawan Supratikno tak mempersoalkan hitung-hitungan PKS terkait perkiraan jumlah utang yang akan diwariskan pemerintahan Jokowi yang diperkirakan mencapai Rp 10 ribu triliun di akhir masa jabatan pada 2024. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya