Dark/Light Mode

Lustrum Ke-7 Universitas Semarang

Waketum Golkar Ajak Bangun Ketahanan Budaya Bangsa

Senin, 13 Juni 2022 00:02 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Umum Partai Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menuturkan, saat ini bangsa Indonesia berada di tengah era disrupsi. Perkembangan zaman dan lompatan teknologi telah menggeser paradigma dalam memandang serta memaknai dunia di sekitarnya. Modernisasi dalam segala bidang, menuntut untuk senantiasa mampu menyesuaikan diri. Derasnya arus globalisasi yang ditopang oleh kemajuan teknologi informasi, membuat sekat-sekat teritorial antar negara menjadi tidak berarti.

"Di satu sisi, kemajuan teknologi dan modernitas zaman menghantarkan kita pada tatanan dunia baru yang menawarkan simplifikasi dan efisiensi pada semua lini kehidupan. Di sisi lain, nilai-nilai global yang datang silih berganti, menghadirkan tantangan bagi eksistensi nilai-nilai kearifan lokal dan budaya bangsa," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, saat pagelaran 'Purnama Puisi di Atas Awan' dalam rangka Lustrum ke-7 Universitas Semarang, secara virtual dari Jakarta, Minggu malam (12/6).

Turut hadir antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Pembina Yayasan Alumni Universitas Diponegoro Suharsoyo, Rektor Universitas Semarang Supari, serta Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Amir Machmud.

Baca juga : Waketum Golkar Ajak Bupati Gunungkidul Lestarikan Seni Dan Budaya Bangsa

Ketua MPR ini menjelaskan, fenomena tersebut dapat dirasakan pada maraknya orientasi kehidupan global yang melekat dalam kehidupan berbangsa yang mengedepankan gaya hidup individualis, hedonis, serta materialistik. Akibatnya, nilai gotong royong yang menjadi ciri khas kehidupan sosial bangsa Indonesia, dapat dirasakan kian meredup dan memudar.

"Tidak dapat kita pungkiri, bahwa globalisasi telah menjadi pintu masuk bagi paham-paham dan budaya asing. Globalisasi adalah keniscayaan zaman yang tidak mungkin kita hindari. Namun bukan berarti nilai-nilai global tersebut harus kita terima mentah-mentah, tanpa adanya filtrasi dan seleksi," kata Bamsoet.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan Kadin Indonesia ini memaparkan, marginalisasi budaya bangsa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Kurangnya kepedulian dan kepekaan untuk menjaga dan melestarikan budaya, juga turut berperan pada tergerusnya nilai-nilai kearifan lokal dan budaya bangsa.

Baca juga : Waketum Golkar Ajak Selami Kedamaian Melalui Seni dan Budaya

"Jika tidak disikapi dengan sungguh-sungguh, maka bukan tidak mungkin, ketahanan budaya kita akan semakin rapuh. Lambat laun kita akan kehilangan satu demi satu akar kebudayaan kita. Entah karena terabaikan, entah karena diklaim oleh bangsa lain, atau hilang pelan-pelan ditelan pusaran peradaban global. Dalam konteks inilah, membangun ketahanan budaya menjadi penting," tegas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum SOKSI ini menambahkan, konstitusi secara tegas mengamanatkan untuk menjaga ketahanan budaya. Pasal 32 Ayat (1) menyebutkan 'Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya'. Ketentuan tersebut mencerminkan pengakuan adanya dua sisi peran penting kebudayaan, yaitu dalam membentuk jati diri bangsa, dan dalam menyikapi modernitas dan laju peradaban zaman.

"Saya mengapresiasi langkah Universitas Semarang yang pada perayaan hari jadinya yang ke-35 tahun, mengusung tema mengenai Candi. Candi adalah aset pariwisata dan sekaligus rujukan sejarah peradaban bangsa. Di wilayah Jawa Tengah saja, ada sekitar 54 candi yang tersebar di 11 Kabupaten. Semoga acara ini menjadi bagian dari sumbangsih akademik, dalam membangun komitmen kolektif segenap pemangku kepentingan, agar lebih 'mencintai' Candi karena hasrat ingin melestarikan legasi peradaban dan akar budaya yang terkandung di dalamnya. Bukan memaknai Candi hanya sebagai objek eksploitasi," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.