Dark/Light Mode

Puan Bakal Temui Airlangga Hartarto, KIB Tetap Solid

Jumat, 2 September 2022 19:01 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Ist
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPP PDIP Puan Maharani akan bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. 

Sementara, Golkar sudah menjalin mitra dengan PAN dan PPP dalam wadah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sedangkan Gerindra sudah bermitra dengan PKB.

Menanggapi hal itu, pakar komunikasi politik dan pemasaran politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad mengatakan, kunjungan PDIP ke sejumlah partai tidak lantas mengubah peta koalisi saat ini. 

Kecil kemungkinan PDIP akan bergabung KIB dalam waktu dekat. Hal itu didasarkan pada sejumlah analisa.

Baca juga : Maaf Barca, Silva Nggak Minat Ke Camp Nou

Pertama, jumlah perolehan suara KIB sudah mencukupi untuk mengajukan pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres.

"Saya lihat peluang dalam waktu dekat mereka berkoalisi itu kecil sekali. Karena KIB secara parlementary threshold (PT) sudah punya tiket sendiri tanpa harus berkoalisi dengan PDIP," ujanya, Jumat (2/9).

Ketentuan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden diatur dalam Pasal 122 UU 7/2017 tentang Pemilu. Partai politik (parpol) atau gabungan parpol yang bisa mengajukan capres-cawapres adalah memiliki minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara sah secara nasional pada pemilu. 

Sedangkan KIB sudah mengantongi 148 kursi dengan perincian Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi dan PPP 19 kursi. Dengan demikian, KIB memenuhi syarat presidential threshold.

Baca juga : Mahasiswa Singapura Tanya Airlangga, Soal Harga Mie Instan RI Di Tengah Konflik Ukraina

Kedua, meski belum mengumumkan secara resmi capres-cawapres yang diusung pada Pilpres 2024, KIB akan mempertimbangkan mengusung Puan Maharani dalam Pilpres 2024. Hal itu dikarenakan elektabilitas dan popularitas Puan belum kuat di kalangan pemilih.

"Dua hal itu menjadikan alasan dalam waktu dekat tidak terjadi koalisi," tandas Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu.

Pindah Ke Golkar

Manajer Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad membeberkan tren perpindahan pemilih dari Gerindra ke Golkar.

Baca juga : Airin Sebut Target Airlangga Presiden RI Ke-8 Sangat Realistis

Dalam survei SMRC terkini, tentang swing voters, tutur Saidiman, ada fakta kedekatan Golkar-Gerindra yang bisa jadi menguntungkan kedua pihak. 

Ada 9,6 persen pemilih Gerindra yang pindah ke Golkar pada survei ini. Golkar potensial menarik sebagian suara Gerindra. 

“Prabowo awalnya orang Golkar dan pernah maju menjadi bakal calon presiden dari Golkar. Dia mantan tokoh Golkar. Jadi logis kalau kadang-kadang pemilihnya ke Gerindra dan kadang-kadang pindah ke Golkar. Mereka (Gerindra dan Golkar) berada di dalam ceruk pemilih sama,” katanya dalam keterangan pers. 

Peta koalisi parpol jelang Pemilu 2024 sangat menarik. Dilihat dari komposisi parpol, pilihan capres dan cawapres juga dinamisnya kader maupun pemilih.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.