Dark/Light Mode

Gelora: Indonesia Kudu Jadi Kekuatan Global Power dan Global Player

Senin, 1 Maret 2021 12:38 WIB
Wakil Ketua Badan Pengembangan Pimpinan (Bangpim) DPN Partai Gelora Indonesia, Irwan
Wakil Ketua Badan Pengembangan Pimpinan (Bangpim) DPN Partai Gelora Indonesia, Irwan

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini memasuki gelombang ketiga menuju kekuatan lima besar dunia, di antara negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia dan China. Untuk mencapai hal itu, diperlukan peta jalan baru, yakni Arah Baru Indonesia.

Wakil Ketua Badan Pengembangan Pimpinan (Bangpim) DPN Partai Gelora Indonesia, Irwan menegaskan, ide Arah Baru Indonesia akan memberikan arah (GPS) dan peta jalan (roadmap) yang akan menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia.

Menurut dia, Indonesia bisa memainkan perannya menjaga kesimbangan geopolitik global, serta menjadi kekuatan global (global power) dan pemain global (global player) pada setiap kejadian atau peristiwa di dunia.

Baca juga : Indonesia Perlu Peta Jalan Baru Agar Jadi Kekuatan Utama Dunia

"Kalau sekarang Indonesia baru sebatas mengirimkan pasukan perdamaian atau kontingan Dewan Keamanan. Jadi selama ini kita menjadi pemadam kebakaran, dari kebakaran yang dibuat negara lain," kata Irwan dalam keteranganya, Senin (1/3/2021).

Partai Gelora, lanjutnya, akan mengubah mindset peran Indonesia dalam ikut menjaga perdamaian dan ketertiban dunia, di mana tak hanya berperan sebagai pemadam kebakaran, tapi juga bisa menentukan kebijakan atau kejadian yang terjadi.

"Mindset ini oleh Partai Gelora harus diubah, jika tidak ingin ada kebakaran secara global akibat peperangan saat ini, satu-satunya cara Indonesia harus menjadi global player. Jika ada keberpihakan, itu terjadi bagian dari intervensi kita," katanya.

Baca juga : Mondelēz Indonesia Persiapkan Generasi Muda Hadapi Tantangan Dunia Kerja

Situasi global saat ini, jelas Irwan, bisa memicu perang global , karena dunia sedang mengalami krisis kepimpinan global akibat semua negara terpukul secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sehingga diperlukan keseimbangan geopolitik global, yang perannya bisa dimainkan Indonesia.

Sayangnya, elite politik maupun publik di tanah air tidak begitu peduli terhadap krisis global yang terjadi. Padahal, Indonesia sendiri sudah mengalami ketegangan akibat perang hegemoni antara China dan Amerika Serkat di Laut Natuna Utara (Laut China Selatan).

"Para elit dan publik masih sibuk bertengkar soal politik identitas, orang hanya bicara pencitraan saja, bukanya ide atau narasi mimpi besar. Inilah masalah yang kita hadapi sebagai bangsa, dunia menunjukkan sebuah gelombang, masalah besar, tapi semua kita tidak menyadari," tegas Irwan.

Baca juga : Komisi VI DPR Ngarep BSI Jadi 10 Besar Global Perbankan Syariah

Untuk itulah, menurunya, diperlukan sebuah Arah Baru Indonesia, yang akan mengarahkan tujuan bernegara Indonesia secara jelas sesuai UUD 1945. Arah Baru Indonesia tersebut, akan memberikan arah (GPS) dan peta jalan (roadmap). "Agar jadi kekuatan lima dunia. Syaratnya, Indonesia harus kuat secara ekonomi, teknologi dan militer," katanya.

Dari sudut ekonomi, Indonesia saat ini masuk 16 negara di dunia yang kuat dari terpaan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sedangkan mengenai penguasaan teknologi, diperlukan pemerataan pendidikan dan vokasi, serta adanya transformasi pendidikan menjad pusat-pusat riset dan inovasi.

"Pusat-pusat riset ini harus bermitra dengan militer dan jadi pusat inovasi teknologi. Jadi, militer kita selain kuat dari segi teknologi, juga kuat secara personil. Sehingga Indonesia bisa menjadi kekuatan global," pungkasnya. [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.