Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cegah Milenial Terjerumus Paham Radikal, PSI Gelar Seminar Kontra Terorisme

Selasa, 6 April 2021 21:04 WIB
Cegah Milenial Terjerumus Paham Radikal, PSI Gelar Seminar Kontra Terorisme

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai partai yang banyak digandrungi anak muda, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sangat prihatin dengan rentannya para milenial yang terjerumus dalam radikalisme. Sebagai bentuk kepeduliannya dan usaha mengkonter terorisme, Senin malam (5/4/2021), partai berlambang kepalan tangan yang memegang bunga mawar itu menggelar diskusi online bertema Anak Muda dan Terorisme

Sesuai temanya, acara yang dimoderatori Juru Bicara DPP PSI, Faldo Maldini itu, menghadirikan mantan terpidana terorisme (napiter) Sofyan Tsauri yang terlibat jaringan Al Qaida Asia Tenggara.

Dalam kesempatan itu, Sofyan mengingatkan para milenial agar berhati-hati mencari guru yang akan dijadikan rujukan dalam memahami agama agar tak terjerumus dalam terorisme. Jadi niat hijrah untuk menjadi lebih baik, bukan malah menjadi sebaliknya.

Baca juga : Sungai Malinau Tercemar Parah, PDIP Minta Penegak Hukum Tegas

“Perlu menjadi perhatian, dalam mencari guru (agama). Boleh anda jadi orang saleh, orang baik, tapi jangan pernah salah cari guru. Karena nanti takutnya, anda berkarier di sana, kemudian puncaknya Anda menjadi teroris,” ucap Sofyan.

Ia juga menyebut, selain mencari guru agama yang tepat, kembali pada ajaran Islam seperti yang diamalkan Rasulullah SAW (Ahlussunnah wal Jamaah) juga merupakan cara melawan paham sesat radikalisme dan terorisme.

”Kenapa kita perlu pahami itu intoleransi dan radikalisme? Kedua hal itu adalah tanda-tanda menuju terorisme. Seorang teroris sudah pasti intoleran dan radikal. Kalau orang-orang sudah punya sikap intoleran dan radikal harus lampu kuning kita waspadai,” ujarnya.

Baca juga : DPR Dukung Polri Terus Ungkap Jaringan Teroris

Sedangkan Psikolog Klinis Forensik, A. Kasandra Putranto, menilai, sejumlah anak muda tergelincir dan menjadi pelaku aksi teror karena terpapar informasi menyesatkan dari media sosial.

“Paham-paham terorisme itu juga disebarkan, disampaikan dan paling fatal adalah melalui media sosial,” terangnya dalam diskusi tersebut.

Kasandra  menyebut, PSI bisa ikut mengisi ruang-ruang perjuangan melawan radikalisme dan menkonter terorisme di kalangan anak muda.

Baca juga : Kepala BPIP: Keluarga Benteng Dari Aksi Radikalisme Dan Terorisme

“PSI juga bisa ikut terlibat dalam berbagai kebijakan yang terkait dengan pembentukan keluarga, perlindungan perempuan dan mendorong perbaikan kualitas di internet. Meningkatkan ekonomi, menambah wawasan dan tentu saja kesetaraan, itu sangat penting,” pungkasnya. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.