Dark/Light Mode

Rayu Demokrat Dan PKS, Sandi Cari Kesempatan Dalam Kesempitan

Minggu, 3 September 2023 08:23 WIB
Sandiaga Uno. (Foto: Ist)
Sandiaga Uno. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno disebut-sebut terus merayu Partai Demokrat dan PKS untuk bergabung membentuk poros baru di tengah retaknya koalisi Anies Baswedan. Jika benar, Sandi sama saja sedang mencari kesempatan dalam kesempitan.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menyinggung ada menteri yang mengajak Demokrat berkoalisi, aat memberikan keterangan pers menanggapi sikap Anies yang memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar jadi Cawapresnya, di Cikeas, Jawa Barat, Kamis (1/9).

Meski SBY tidak menyebut nama Sandi, tapi belakangan ini Menteri Ekonomi dan Kreatif itu, memang terus mepet Demokrat dan PKS untuk membentuk poros baru. Menurut SBY, menteri tersebut intensif melobi Demokrat.  “Dia mengajak bentuk koalisi baru, koalisi Demokrat, PKS dan PPP," kata SBY.

Menteri ini, lanjut Presiden ke-6 itu, mengklaim recana pembentukan koalisi baru ini sudah diketahui oleh 'Pak Lurah'. "Yang bersangkutan mengatakan inisiatif ini sepengetahuan Pak Lurah. Kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya, kata-kata yang bersangkutan," ujarnya.

Mendengar ucapan SBY, Sandi buka suara. Sandi menyatakan belum dapat berkomentar banyak mengenai pernyataan SBY tersebut.

Baca juga : THN ABW: Pemilihan Muhaimin Jadi Cawapres Sesuai Kesepakatan Koalisi Perubahan

"Saya belum mendengar langsung. Tapi waktu lagi live, saya sempat lihat di awal Pak SBY yang menyampaikan beberapa perkembangan dan tentunya kami sangat hormati Pak SBY," sebut Sandi.

Hanya saja, ditegaskan Sandi, melakukan komunikasi dengan partai lain merupakan hal biasa. Membangun Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama.

“Kami berencana berbicara dengan partai-partai lain, termasuk Demokrat dengan Mas AHY dan juga beberapa partai lainnya yang memang sudah sempat berhubungan tapi belum ada follow up-nya," ungkapnya.

Menurut Sandi, dalam beberapa pekan ke depan, PPP akan membuka komunikasi dengan parpol lain. "Tentunya dalam bingkai kerja sama politik yang telah kami tanda tangani dengan PDIP,” bebernya.

Namun, Sandi menegaskan, dalam komunikasi yang sempat terjalin sama sekali tak ada pembahasan mengenai menggaet AHY. "Belum sempat ada pembicaraan, karena kami baru kemarin, belum sempat lagi," ucap dia.

Baca juga : Tanggapi Demokrat, Sudirman Said: Belum Ada Kesepakatan Soal Cawapres

Lalu apa kata PPP? Partai berlambang Kabah itu, enggan mengomentari manuver Sandi. Sebab informasi yang disampaikan SBY belum jelas. "Sampai saat ini PPP masih tunduk dengan putusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Baik Rapimnas V maupun VI yang mengusung Ganjar Pranowo dan merekomendasikan Sandi sebagai Cawapres," tandas Ketua DPP PPP Achmad Baidowi, kemarin.

Sementara itu, PKS juga enggan seriusi ajakan Sandi bentuk poros baru. "Kalau ada menteri yang terlihat mengajak-ngajak, itu sih forum-forum umum, juga banyak menteri dan pimpinan partai yang menyampaikan juga," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Ahmad Fathul Bari, di Kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta, kemarin.

Sementara, Demokrat mengaku ajakan membentuk poros baru memang ada sebelum partainya hengkang dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP). Namun, Demokrat taat terhadap fatsun politik. Makanya Demokrat istiqomah bertahan di koalisi saat itu.

“Sekarang opsi-opsi senantiasa terbuka, semua peluang dan potensi akan dijajaki," ucap Ketua DPP Demokrat, Kamhar Lakumani.

Bagaimana tanggapan pengamat soal langkah Sandi? Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro menilai, manuver Sandi bakal sia-sia. Sebab, PKS dan Demokrat memerlukan waktu untuk melangkah setelah PKB bergabung dan langsung mendeklarasikan Anies-Cak Imin.

Baca juga : Kemendagri Ingatkan Parpol Jangan Libatkan ASN Dalam Agenda Politik

"Apalagi PKS selama ini identik dengan Anies dan secara langsung atau tidak langsung mulai menikmati berkah elektoral, atau efek ekor jas dari mencapreskan Anies," pungkas Agung, kemarin.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.