Dark/Light Mode

Qodari: Pilpres Sekali Putaran Beri Kepastian Politik, Jaga Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 19 Desember 2023 15:46 WIB
M Qodari (Foto: Ist)
M Qodari (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gerakan Sekali Putaran (GSP) terus mendorong Pilpres 2024 berlangsung sekali putaran.

Hal itu dipercaya dapat memberikan kepastian politik dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Ketua Umum GSP Muhammad Qodari menyebut dua alasan objektif dan dua alasan subjektif Pilpres 2024 berjalan sekali putaran.

Alasan objektif yang pertama, kata Qodari, Pilpres 2024 sekali putaran lebih menghemat waktu.

Dengan keluarnya hasil pemenang pilpres di bulan Februari 2024 sebesar 50 persen+1 akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sehingga, para pelaku ekonomi dan investor sudah memiliki kepastian untuk menjalankan aktivitas ekonominya dan tidak perlu harus menunggu sampai bulan Juni 2024.

Setelah itu, masyarakat akan segera bisa kembali konsentrasi untuk urusan-urusan yang lain.

Baca juga : Suarakan Pilpres 2024 Sekali Putaran, GSP: Hemat Waktu, Hemat Biaya, Lebih Damai

“Mau usaha, mau bisnis, trader di pasar saham bisa trading. IHSG diperkirakan tembus 8.000 tahun depan, saya yakin itu bisa tercapai kalau (Pilpres) selesai bulan Februari. Kalau selesai bulan Juni belum tentu,” ujar Qodari di acara diskusi Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju bertajuk “Menakar Pilpres Satu Putaran: Sisi Ekonomi & Efisiensi Anggaran”, di Jakarta, dikutip Selasa (19/12/2023).

Alasan objektif kedua, kata Qodari, hal itu bisa menghemat keuangan negara sebesar Rp 17 triliun.

Anggaran sebesar itu, menurutnya, lebih bermanfaat apabila dialokasikan untuk kebijakan atau program lain membantu masyarakat.

“Bisa dipakai buat subsidi, subsidi perumahan, subsidi pendidikan, subsidi energi hijau, bantuan pangan maupun pupuk bagi petani, dan seterusnya,” ucap Qodari.

Sementara terkait alasan subjektif pertama, Qodari menyebut akan memberikan kepastian politik sejak awal.

Sehingga, dapat menghindari terjadinya polarisasi ekstrem, karena pada putaran kedua hanya ada dua calon yang akan saling berhadapan.

Dikatakan Qodari, potensi polarisasi ekstrem itu akan muncul seperti pada Pilpres 2014, 2019 dan Pilkada DKI Jakarta 2017 karena akan muncul isu-isu SARA yang membelah masyarakat.

Baca juga : SoKlin Lantai Bekali Orang Tua Cara Bermain Sederhana Untuk Perkembangan Anak

Alasan subjektif kedua, lanjut Qodari, paslon capres cawapres yang berpotensi memenangi pilpres satu putaran adalah pasangan Prabowo-Gibran.

Hal itu tercermin dari data tren survei berbagai lembaga kredibel yang menempatkan elektabilitas paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka konsisten terus naik dan diprediksi bisa melebihi angka 50 persen+1.

“Subjektif yang tidak subjektif karena didasarkan pada data-data survei. Cuma saya mengatakan bahwa itu subjektif karena mengacu pada data Indikator mengacu pada data Kompas dan bukan pada data Eep (Polmark) bukan mengacu pada data Roy Morgan,” ungkapnya.

“Kalau anda pakai data Eep, data Roy Morgan maka sikap anda akan berbeda, tapi saya pakai Indikator saya pakai Kompas itulah dua alasan subjektif dan dua alasan objektif untuk sekali putaran Prabowo Gibran,” imbuh Qodari.

Lebih jauh Qodari menuturkan, berdasarkan data survei dari lembaga survei ternama elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran sudah mencapai angka 45 persen pada awal Desember.

Qodari memprediksi jika linear dengan penambahan elektabilitas sekitar 5 persen setiap bulan, maka sampai pertengahan Februari Prabowo-Gibran dapat menang sekali putaran.

“Karena survei terakhir awal Desember itu angkanya menunjukkan up tren bagi Prabowo Gibran terus naik. Kalau proyeksi saya awal Oktober Prabowo 35 persen, awal November dengan Gibran jadi 40 persen, kemudian awal Desember ini menjadi 45 persen," jelas Qodari.

Baca juga : Bila Terpilih Di Pilpres 2024, Prabowo-Gibran Pasti Lanjutkan Pembangunan IKN

"Kalau linear awal Januari itu sudah 50 persen tuh, tembus kemudian pada awal Februari itu nanti akan 55 persen, dan pada pertengahan Februari itu angkanya harusnya kalau linear 57,5,” tandasnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira juga menilai, Pilpres sekali putaran membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

“Satu putaran ini bisa jadi salah satu hal positif untuk mengakselerasi program-program yang ada. Itu jadi harapan kami,” ungkapnya.

Tren pertumbuhan ekonomi di 5 persen bisa makin tinggi jika uang beredar makin besar. Terobosan kebijakan finansial di pemerintahan yang baru ini jadi hal yang sangat penting.

Selain mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, Anggawira menilai, Pilpres yang berlangsung satu putaran juga dapat mempercepat program-program pemerintah yang sedang berjalan.

“Kalau satu putaran peluang untuk mengakselerasi program-program yang ada bisa lebih cepat lagi,” tandas Anggawira.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.