Dark/Light Mode

Prabowo Tegaskan Indonesia Harus Mandiri: Jangan Kira Bangsa Lain Sayang Sama Kita

Jumat, 19 Januari 2024 20:47 WIB
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto (berkemeja putih) saat melakukan pertemuan dengan PGI, di Graha Oikumene, Jakarta, Jumat (19/1). (Foto: Istimewa)
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto (berkemeja putih) saat melakukan pertemuan dengan PGI, di Graha Oikumene, Jakarta, Jumat (19/1). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi negara yang mandiri dan mampu mengelola kekayaan yang dimiliki dengan hati-hati. Ia juga mengingatkan, intensi bangsa lain tidak selalu baik karena tidak ada teman yang abadi. 

"Saya selalu ingatkan hati-hati, karena persaingan antara bangsa kejam. Jangan mengira bangsa lain sayang dengan kita. There are no permanent friend and no permanent enemy, only permanent interest," kata Prabowo, saat melakukan pertemuan dengan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), di Graha Oikumene, Jakarta, Jumat (19/1).

Ia melanjutkan, yang dimaksud dari kepentingan abadi (permanent interest) adalah keinginan sebuah negara untuk selalu memenuhi kebutuhan bangsanya sendiri. Oleh sebab itu, Indonesia harus bijaksana, karena kekayaan alamnya banyak diinginkan bangsa lain, sejak ratusan tahun lalu.

Baca juga : Puan Rapatkan Barisan Banteng di Senayan

"Kepentingan abadi adalah ingin hidup cukup oleh semua bangsa, semua kelompok etnis, semua negara, semua kelompok manusia," ujarnya. 

"Dan yang punya kekayaan (untuk) memungkinkan hidup sejahtera di antaranya Indonesia. Apa yang kita tidak punya? Iya kan," tambahnya. 

Jika dikelola dengan baik, Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia. Selain itu, terdapat potensi besar menciptakan swasembada energi melalui pemanfaatan green energy.

Baca juga : Pesan Erick ke Prabowo Jaga Toleransi di Indonesia: Kita Titip Persatuan Bangsa

"Energi kita nanti green tidak banyak negara bisa seperti kita, 100 persen kita bisa green energy dan 100 persen dari dalam negeri kita sendiri," kata Prabowo.  

Ia lalu mencontohkan biosolar kini sudah diolah sebagian dari kelapa sawit. Ketika diolah 100 persen, Indonesia diperkirakan mampu menghemat sekitar 25 miliar dolar per tahun.

"Sekarang bisa bikin B35 persen solar dari kelapa sawit. Saya sudah bicara dengan beberapa pakar, kita bisa nanti B100 (atau) 100 persen solar dari kelapa sawit," imbuhnya. 

Baca juga : Jurus Menperin Dongkrak Kinerja Manufaktur Di Tahun Naga Kayu

"Sekarang saja B35 kita sudah hemat kurang lebih 10 miliar dolar tiap tahun devisa. Kalau nanti kita menuju ke B100, kita bisa hemat 25 miliar dolar tiap tahun," ujar Prabowo.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.