Dark/Light Mode

Bukan Pencitraan, Atikoh: Sudah 10 Tahun Ganjar Blusukan Nginap Di Rumah Warga

Kamis, 25 Januari 2024 10:14 WIB
Ganjar Pranowo saat menginap di rumah warga. (Foto : Ist)
Ganjar Pranowo saat menginap di rumah warga. (Foto : Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menegaskan langkah suaminya yang rajin blusukan sampai tinggal di rumah bukan sebuah pencitraan.

Menurut dia, Ganjar sudah rutin tinggal di rumah warga sejak menjabat Gubernur Jawa Tengah.

"Kenapa kalau keliling ke daerah-daerah Mas Ganjar biasanya itu tidur di rumah penduduk? Ini bukan pencitraan, ini sudah dilakukan sepuluh tahun selama Mas Ganjar menjadi gubernur," kata Siti Atikoh saat memberi sambutan dalam acara silaturahmi kebangsaan di Pendopo Yayasan Bumi Sroyo, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (24/1/2024).

.Dia mengatakan sang suami rutin tinggal di rumah warga untuk mengetahui keinginan dan harapan rakyat terhadap pemimpin.

"Dengan seperti itu perjuangan, helaan nafas masyarakat atau yang dilakukan masyarakat sehari-hari, apa perjuangan rakyat, itu Mas Ganjar jadi sangat paham, dengan berbicara secara informal, di situ akan terlihat sekali permasalahan," ujar Atikoh.

Mantan wartawan itu mengatakan keluhan petani soal mahal dan sulitnya memperoleh pupuk juga diketahui dengan mudah ketika Ganjar menginap di rumah warga.

Atikoh mengatakan pemerintah sudah seharusnya membuat program yang berpihak bagi petani, karena Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno pernah berbicara urusan pangan menjadi masalah negara.

Baca juga : Anies Janjikan Bangun Stadion, Prabowo Ngantor di Kemenhan, Ganjar Nginep di Rumah Warga

"Bung Karno berkata bahwa masalah pangan itu masalah negara, masalah mati hidupnya bangsa. Kalau kita ingin negara berdaulat di bidang pangan, tentu kebijakan harus propetani," ujarnya.

"Jadi, dengan kekurangan itu apa yang harus dilakukan pemerintah, subsidi ditambah, kita mungkin bisa menambah jumlah pabrik yang ada di Indonesia sehingga tidak terlalu tergantung produk impor," kata Atikoh.

Sementara, untuk Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana yang menjadi unggulan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, itu berangkat dari pengalaman pribadi Ganjar Pranowo dan istrinya, Siti Atiko.

Diketahui, Atikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana, sedangkan Ganjar merupakan anak dari seorang polisi berpangkat rendah yakni, Letnan Satu (Lettu), yang bertugas di Polsek Kutoarjo.

Diceritakan Atikoh, bahwa program tersebut merupakan upaya Ganjar-Mahfud untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kelas bawah.

Di mana akses ke dunia pendidikan amat sulit. Sehingga perlu ada political will untuk membantunya.

"Kalau untuk keluarga mampu mereka bisa dapat (mengenyam pendidikan tinggi) sendiri, tapi kalau untuk keluarga tidak mampu ini harus difasilitasi oleh pemerintah," kata Atikoh.

Baca juga : Bareng Komunitas Vespa, Ganjar Blusukan Cek Harga Sembako Di Pasar Pekalongan

Dia meyakini, jika pemerintah mampu memberi jaminan pendidikan tinggi untuk keluarga tidak mampu, maka taraf hidup mereka sekiranya akan terangkat.

"Dengan seperti itu maka si anak kalau dia benar-benar memang memiliki keinginan untuk pendidikan tinggi, dia akan menjadi sumber atau sosok yang nanti akan bisa memberdayakan keluarga, bisa memperbaiki kehidupan keluarga," ujarnya.

Dia pun bercerita tentang kesulitan keluarganya maupun keluarga Ganjar dalam meraih cita-cita lewat pendidikan.

Sebagai orang yang sama-sama berangkat dari keluarga yang sederhana, Atikoh maupun Ganjar pernah mengalami kesulitan saat mengenyam pendidikan tinggi.

"Saya berasal dari masyarakat yang sangat biasa yang berjuang luar biasa agar bisa kuliah di UGM (Universitas Gadjah Mada). Bahkan saya pernah merasakan beberapa bulan harus nunggak untuk bayar kos, karena orang tua saya sudah meninggal, tetapi saya yakin bahwa dengan tekad yang kuat, dan tentu saja pertolongan yang maha kuasa selalu akan ada jalan bagi kita," ungkap Atikoh.

Sementara terkait dengan siswa yang ingin langsung bekerja, Ganjar-Mahfud juga menyiapkan sekolah vokasi yang terintegrasi dengan perusahaan-perusahaan ternama.

Dengan demikian, maka para siswa bisa tersalurkan langsung ke dunia kerja setelah mereka lulus dari sekolah.

Baca juga : Calon Pengganti Sudah Kedaluwarsa, Pengisian Pimpinan KPK Harus Melalui Pansel

"Programnya itu ada sekolah vokasi. Di Jawa Tengah sudah ada. Itu adalah SMK. Semuanya gratis. Mulai dari seragamnya, tempat tinggalnya, buku, tas, sepatu, dan untuk praktik-praktik semuanya gratis. Tetapi yang boleh sekolah di situ hanya orang yang tidak mampu, dan seratus persen lulusannya yang ada di Jawa Tengah ini terserap dunia kerja dengan cepat," kata Atikoh.

Ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, program serupa pernah diterapkan Ganjar dengan menghadirkan sekolah SMK gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

"Sudah banyak cerita suksesnya, anaknya sudah bisa bangunkan rumah untuk orang tua, kemudian dia itu juga bisa melanjutkan kuliah, bahkan banyak yang bekerjanya itu di luar negeri, seperti di Jepang," kata dia.

Ditambahkan Atikoh bahwa pendidikan akan menjadi prioritas Ganjar-Mahfud, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas dan taraf hidup masyarakat.

"Jadi ini lah melalui pendidikan anak dan cucu bapak ibu yang ada di sini nanti bisa terjamin bukan hanya dari SD, SMP, tetapi SMK, SMA itu juga akan difasilitasi oleh negara. Karena ini cara bagi kita untuk meningkatkan kualitas atau SDM warga negara untuk menjemput Indonesia emas," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.