Dark/Light Mode

Ganjar Kembulan Sama Santri, Mahfud Cicipi Lodeh Lampung

Jumat, 26 Januari 2024 07:30 WIB
Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo sowan ke Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Kalurahan Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. (Foto: Instagram @ganjar_pranowo)
Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo sowan ke Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Kalurahan Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. (Foto: Instagram @ganjar_pranowo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Capres-Cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD berkampanye di dua tempat berbeda Kamis (25/1/2024). Paslon Jawa-Madura itu juga menyempatkan diri makan bersama warga setempat.

Ganjar ke Yogyakarta makan bareng santri. Sementara Mahfud ke Lampung. Di sana Menko Polhukam itu mendapatkan gelar dari masyarakat adat.

Politisi PDI Perjuangan (PDIP) itu sowan ke Pondok Pesantren An Nur Ngrukem Kalurahan Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Setelah melaku­kan pertemuan tertutup dengan pengasuh dan keluarga pesantren, Ganjar berkesempatan Dahar Kembul, makan ambengan ra­mai-ramai dengan para santri dan KH. Yasin Nawawi.

Baca juga : SIM Keliling Tangsel Jumat 26 Januari, Cek Disini Lokasinya

Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dua periode itu tak risih duduk bareng dan menyan­tap makanan yang dihidangkan di atas tampah, anyaman bambu dengan alas dauh pisang. Ada juga bubur merah putih. Saking akrabnya, Ganjar menyuapi salah seorang santri. Santri lain pun iri, berebut disuapi pria berambut putih itu.

Bagi Ganjar, suasana ini bu­kan hal baru. Sebab, dia menantu kiai yang punya pesantren. Dia kerap dahar kembul. "Kembulan atau makan bersama satu wadah itu sudah biasa. Kesederhanaan, etika, adab, moral yang dijalani para santri ini perlu diteladani," kata Ganjar.

Menurutnya, di pesantren, juga diajari tahapan yang harus dilalui untuk menjadi seorang pemimpin. Misalnya, sebutan Gus. Ganjar bilang, ada tiga kategori. Pertama, dia seorang anak kiai pesantren. Kedua, ilmu keislamannya yang tinggi. Ketiga, karena menantu kiai. "Karena saya menantu kiai, jadi saya ini Gus. Gus Im. Gus Imitasi," canda Ganjar disambut riuh tawa para santri dan kiai.

Baca juga : SIM Keliling Tangsel Kamis 25 Januari, Cek Disini Lokasinya

Ganjar mengaku kepada para santri. Dia mengaku, pernah menjalani proses hidup yang prihatin. "Saya kelaparan ora duwe duit? Pernah. Pernah jual bensin eceran? Pernah. Pernah ngojek? Pernah. Pernah jadi kernet? Pernah. Saya cari duit untuk bayar kuliah, mengajar pecinta alam di SMA Sewon Bantul," cerita Ganjar.

"Jadi maksud saya, hidup itu perjuangan, semua ada prosesnya, ada tingkatannya, ora ujug-ujug mlumpat (tidak tiba-tiba melompat). Kecuali koe anake sopo (kecuali kamu anak siapa)," tambahnya.

Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) sebenarnya ingin bagi-bagi hadiah kepada santri. Dia pun berkonsultasi dengan petugas Bawaslu yang hadir.

Baca juga : SIM Keliling Tangsel Sabtu 20 Januari, Cek Disini Lokasinya

Sang petugas bilang, bagi-bagi hadiah adalah pelanggaran. Para santri tetep ngotot. Namun, akhirnya paham juga. "Sampean senenge melanggar aturan kok, kalau sudah aturan konstitusi tak boleh dilanggar," tegas Ganjar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.