Dark/Light Mode

Ray Rangkuti Sarankan Mahfud Tidak Mundur Dari Menko Polhukam

Rabu, 31 Januari 2024 10:31 WIB
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti/Ist
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3, Mahfud MD disarankan tidak mundur dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Indonesia Maju. 

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, Mahfud tidak perlu mundur meski sudah menyampaikan keinginannya untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam penyelenggaraan Pemilu 2024

Menurut Ray, sejauh ini Mahfud telah menunjukkan kepatuhannya pada Undang-Undang dan peraturan Pemilu, dengan mengajukan cuti selama berkampanye. Mahfud juga tidak menggunakan fasilitas negara atau melakukan kampanye terselubung. 

"Jangan mundur Pak Mahfud. Biarkan Pak Jokowi yang reshuffle, kita lihat berani nggak Pak Jokowi," kata Ray di Jakarta, Selasa (30/1/2024).  

Menurut dia, dengan tidak mundurnya dari jabatannya, Mahfud dalam tanda kutip sedang mengingatkan Jokowi tentang situasi yang dilakukan eks Wali Kota Solo itu dan keluarganya terhadap PDI Perjuangan. 

Baca juga : Mahfud Akan Mundur Setelah Ketemu Jokowi?

Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, diusung PDI Perjuangan maju sebagai Presiden dan Wali Kota Solo (Jawa Tengah), dan Wali Kota Medan (Sumatera Utara). Namun, mereka membelot dan menyatakan memilih mendukung pasangan calon (paslon) lain.

“Nah, mereka diminta PDI Perjuangan mundur saja, tapi mereka tidak mau menyerahkan KTA. Bahkan sampai sekarang, Pak Jokowi belum menyerahkan KTA, masih tetap di PDI Perjuangan meski jelas-jelas mendukung paslon lain," ungkap Ray. 

Jokowi dan keluarganya, lanjut Ray, menempatkan PDI Perjuangan pada posisi serba salah. Karena mereka tahu jika dimundurkan oleh PDI Perjuangan, maka efek negatif akan dihadapi partai berlambang banteng moncong putih itu. 

Meski demikian, PDI Perjuangan sampai sekarang tidak mengeluarkan Jokowi dan keluarganya, yang masih tercatat sebagai anggota PDI Perjuangan. 

"Entah itu yang Jokowi dan keluarganya  tunggu atau tidak, wallahualam. Tapi kita bisa membaca seandainya PDI Perjuangan mengeluarkan mereka, bisa dibayangkan efek negatif dan dramanya akan seperti apa," ungkap Ray. 

Baca juga : Kampanye Akbar di Simalungun, Mahfud Tegaskan Permudah Pendirian Rumah Ibadah

Ray kembali menyarankan Mahfud tidak mundur sebagai Menko Polhukam. Sebab, hal ini dapat mengingatkan Jokowi tentang perasaan keluarga besar PDI Perjuangan yang dikhianati. 

"Saya kira Pak Mahfud sedang mengajarkan Pak Jokowi dengan cara yang sama, seolah Pak Mahfud hendak mengatakan inilah yang dialami keluarga besar PDI Perjuangan," ungkap Ray. 

Jika Jokowi yang mencopot jabatan Mahfud sebelum Pilpres, Ray meyakini efek negatif akan ada di kubu Jokowi, meski Mahfud sudah jelas mengatakan akan mundur. 

Situasi yang sama juga dialami PDI Perjuangan yang direpotkan oleh Jokowi dan keluarganya soal status. Sekarang Jokowi  yang direpotkan Mahfud soal status di Kabinet.

"Kita nggak perlu menunggu waktu yang lama untuk melihat bagaimana hukum alam ini bekerja. Kalau Anda pernah menyakiti orang, maka besar kemungkinan Anda pun akan disakiti. Pertanyaannya, apakah Pak Jokowi merasa direpotkan oleh Pak Mahfud atau tidak dan berani bersikap, kita tunggu," tutur Ray. 

Baca juga : Indonesia Tersingkir, STY: Seandainya Tidak Terjadi Gol Bunuh Diri

Dia menambahkan, Mahfud sebaiknya tetap menjalankan tugas dan mundur setelah Pemilu 2024. 

Sementara, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud mengungkapkan bahwa  Mahfud belum mengundurkan diri dari Menko Polhukam.

"Ada dua hal strategis yang Pak Mahfud kawal, sehingga Pak Mahfud belum mundur," kata Deputi Politik 5.0 TPN, Andi Widjajanto

Namun, mantan Gubernur Lemhannas itu menolak menjelaskan tentang dua hal strategis yang belum tuntas dikawal Mahfud. 

"Nanti biar diceritakan sendiri sama Pak Mahfud," ungkap Andi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.