Dark/Light Mode

Titip Agenda Perubahan Ke Prabowo, Cak Imin Dinilai Belum Bisa Terima Kekalahan

Kamis, 25 April 2024 15:04 WIB
Lukman Edy (Foto: Ist)
Lukman Edy (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Dewan Pembina Seknas Sumatera Bersama Prabowo-Gibran, Lukman Edy menilai, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin belum menerima kekalahan di Pilpres 2024.

Sebab, ketika Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto menyambangi markas PKB, Cak Imin “menyusupi” 8 agenda perubahan, yang diusungnya bersama Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 lalu.

Menurut Lukman, tema itu secara masif dinarasikan untuk menyerang kebijakan Presiden Jokowi, sekaligus antitesa terhadap agenda keberlanjutan yang diusung pasangan Prabowo-Gibran.

Lukman menyatakan, kemauan Prabowo memenuhi undangan PKB membuktikan dia sudah berubah menjadi seorang negarawan dan presiden seluruh rakyat Indonesia.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres Terpilih

Kedatangan Prabowo mendatangi rivalnya, kata dia, harusnya diapresiasi sebagai aura konstruktif untuk Indonesia masa depan.

"Kebesaran hati Prabowo yang dari KPU bergeser ke Raden Saleh (kantor DPP PKB), juga disikapi dengan pahit, padahal beliau datang memenuhi undangan PKB," ucap Lukman Edy kepada wartawan, Kamis (25/4/2024).

"Kenapa saya katakan Gus Imin belum ikhlas? Karena secara resmi, Gus Imin dalam acara silaturahmi itu, justru menitipkan 8 Agenda Perubahan ke Prabowo. Acara yang seharusnya tanpa agenda politik justru disusupi dengan agenda perubahan yang sudah tidak kontekstual, kadaluarsa dan tertolak,” tuturnya.

Mantan Sekjen PKB ini bilang, tema perubahan yang diglorifikasi oleh Anies-Muhaimin tentu berharap bisa mendapat respon elektoral dari rakyat.

Baca juga : Dikabarkan Akan Ketemu Prabowo, Cak Imin: Kita Tunggu Saja

Tapi faktanya, kata Lukman, tidak. Hampir 59 persen pemilih malah suka dengan tema keberlanjutan kebijakan Presiden Jokowi yang diusung oleh Prabowo-Gibran.

"Rakyat Indonesia justru melihat apa yang dilakukan Pak Jokowi 10 tahun ini adalah agenda perubahan sebenarnya, dan Prabowo gibran akan melanjutkannya," terang Lukman.

Yang menarik, kata Lukman, setiap agenda perubahan Anies-Muhaimin disampaikan, elektabilitas Prabowo-Gibran justru makin naik.

Yang pada akhirnya, hampir 100 juta pemilih memutuskan menolak segala agenda perubahan.

Baca juga : Tiba Di KPU, Prabowo Ajak Pimpinan Politik Bekerja Sama Untuk Rakyat

"Jadi, rasanya tidak fair kalau kemudian agenda perubahan yang tertolak itu dititipkan ke Prabowo Gibran. Ada nuansa masih belum move on, sekaligus memaksakan kehendak pribadi melawan kehendak rakyat yang dominan," tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.