Dark/Light Mode

Analisa Charta Politika Indonesia

Pertarungan Pilwalkot Bogor Bakal Ditentukan Wakilnya

Rabu, 31 Juli 2024 10:53 WIB
Bakal Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Bogor Rena Da Frina. Foto: Istimewa
Bakal Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Bogor Rena Da Frina. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Peneliti Charta Politika Indonesia, Ardha Ranadireksa menilai elektabilitas mantan Wakil Wali Kota Dedie Abdu Rachim memang saat ini paling tinggi dibandingkan penantang lainnya, seperti Jenal Muttaqin (Gerindra), Atang Trisnanto (PKS) dan Sendi Ferdiansyah dalam Pemilihan Wali Kota-Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Bogor.

Namun semua ini, kata dia, masih dinamis dan bisa berubah ketika ditetapkan bersama pasangannya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bogor.

"Memang tingkat elektabilitas akan berubah ketika sampai penetapan. Saat ini masyarakat belum fixed penantangnya (Dedie Abdu Rachim) siapa sih? Tadi ada Jenal, Atang, atau Sendi, itu masih belum fixed. Nah memang biasanya setelah ada penetapan baru tuh bisa terarah (pilihan masyarakat)," kata Ardha, dalam keterangannya, Rabu (31/7/2023).

Tapi yang jelas, kata Ardha, saat ini memang elektabilitas Dedie ini cukup tinggi. Itu karena memang tingkat kepuasan publik masyarakat terhadap Pemerintah Kota Bogor juga tinggi.

Baca juga : Optimalisasi Jaminan Sosial, Perluas Kepesertaan Dan Tingkatkan Layanan

Survei terakhir yang dilakukan Charta, tingkat kepuasan publik atas kinerja Wali Kota-Wakil Wali Kota Bogor saat itu, Bima Arya-Dedie Abdu Rachim selalu diatas 75 persen.

"Tapi apakah nanti (elektabilitas) akan berubah (setelah ada penetapan calon wali kota-wakil wali kota), mungkin-mungkin saja. Karena juga mungkin ada bias popularitas. Misalnya belum banyak mengenal nama Sendi atau Atang, itu kan masih belum jelas siapa yang kemudian jadi penantang.," ujarnya.

Sementara Calon Wakil Wali Kota berasal dari tokoh non partai, seperti Sendi dan terbaru Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Rena Da Frina, menurutnya kemungkinan besar juga tetap ada.

Apalagi dia melihat, tokoh seperti Rena ini, dalam beberapa pekan ini aktif mensosialisasikan diri kepada masyarakat. Ini bisa dilihat pemberitaan Rena yang terus menanjak.

Baca juga : Survei Charta Politika: Andi Sumangerukka Unggul Di Pilkada Sultra

"Tapi apakah bisa dilihat secara elektabilitas untuk mempengaruhi konstelasi lebih lanjut, tentu harus disurvei lebih dahulu karena sulit untuk menerka-nerka," ujarnya.

Namun bicara jenjang karier, Ardha menilai, figur Rena ini sebenarnya cukup bagus dan mengena ke masyarakat, dari lapisan bawah, Pemerintahan ke bawah, hingga sebagai Kadis. Ini mengingat latar belakang Rena yang juga mantan lurah dan camat di Kota Bogor.

Karena itu, dia berpandangan, akan lebih pas jika Dedie berpasangan dengan Rena karena keduanya akan saling menguatkan elektabilitas.

"Untuk tataran Kadis itu kan dia lebih teknokrat, lebih teknis. Andai dua nama (Dedie-Rena) bersatu, sebenarnya akan menarik karena di satu sisi misalnya Kang Dedie dengan kemampuan manajerial sebagai wakil wali kota kemarin. sementara secara teknis permasalahan, mungkin Ibu Rena akan mampu menjelaskan lebih gamblang, lebih teknis," ujarnya.

Baca juga : Tangkal Berita Bohong Jelang Pilkada, Pemkot Mojokerto Luncurkan Klinik Hoaks

Bahkan ketika Dedie dan Rena saling berhadap-hadapan, lanjut dia, segmen pemilih keduanya berbeda.

"Katakanlah keduanya berhadap-hadapan, menurut saya pangsa pasarnya pun berbeda. Karena kembali, satu terlalu teknis, satu manajerial. jadi saya tidak melihat ada kemungkinan saling memakan di antara keduanya," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.