Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Beda Pilihan Di Pilkada Kota Depok, Kader PDIP Dukung Paslon Idris-Imam Karena Visi Misi

Rabu, 4 November 2020 14:29 WIB
Beda Pilihan Di Pilkada Kota Depok, Kader PDIP Dukung Paslon Idris-Imam Karena Visi Misi

RM.id  Rakyat Merdeka - Kader PDIP Depok Israwan Nugroho angkat bicara terkait dinamika Pilkada Kota Depok 2020. Israwan mengaku sejak pasangan calon (paslon) ditetapkan KPU, dirinya melakukan analisis mendalam ihwal visi misi paslon. Baik itu paslon nomor urut 01 Pradi Supriatna-Afifah Alia, maupun paslon nomor urut 02 Mohammad Idris-Imam Budi Hartono (IBH).

Israwan, alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang memiliki kepakaran di bidang keuangan dan anggaran itu, menyoroti program anggaran pengembangan infrastruktur wilayah kedua paslon. Misalnya, program Pradi-Afifah yang menjanjikan dana Rp 500 juta per RW. Dan program Rp 5 miliar per kelurahan yang dijanjikan Idris-IBH.

“Dari perspektif saya sebagai orang keuangan dan bergelut di anggaran, Rp 5miliar per kelurahan lebih realistis ketimbang Rp 500 juta per RW,” ujar Israwan.

Menurut dia, Rp 5miliar per kelurahan memiliki parameter yang jelas dari aspek pertanggungjawaban teknis anggaran, pelaksanaan hingga soal pengawasan. Sementara, lanjut Israwan, alokasi Rp 500 juta per RW rawan adanya penyelewengan. “Fungsi pengawasannya sulit karena sekupnya sempit. Potensi temuannya tinggi,” katanya.

Baca juga : Satgas Pilkada Demokrat Ikut Panasin Mesin Partai

Adapun dana Rp 5 miliar per kelurahan dari  aspek pemerataan pembangunannya lebih jelas. Pihak pemerintah atau kelurahan bisa menetapkan skala prioritasnya dengan mudah, disesuaikan dengan kebutuhan wilayah. 

“Partisipasi publik bisa terorganisir. Baik dari fungsi pelaksanaan maupun pengawasan anggarannya,” kata Israwan. 

Dia lantas menjabarkan mengapa dana pembangunan 500 juta per-RW tidak realistis. Dia tak bisa membayangkan jika RW di komplek-komplek perumahan diberi setengah miliar dalam setahun. 

“Mau dibikin apa? Setahu kami sudah disiapkan oleh pihak developer mengenai fasum dan fasosnya. Dan perlu kita ketahui bersama, bahwa RW bukan bagian dari struktur pemerintahan negeri ini, bagaimana bisa dianggarkan dalam APBD,” ungkap Israwan.  

Baca juga : Kembangin Usaha Di Masa Pandemi, KKP Dorong Generasi Milenial

Maka dari itu, Israwan tak ragu memantapkan pilihannya kepada Idris-IBH meski dirinya tercatat sebagai kader PDIP. 

“Saya memilih atas kajian yang rasional, bukan partisan asal sekadar milih. Saya profesional, akademisi. Maka sudah sepantasnya ketika memilih saya harus menganalisis secara cermat,” beber Israwan. 

Israwan mengaku bakal menggerakkan kader-kadernya di Sawangan untuk memilih Idris-Imam. Dia optimis bisa meraih banyak suara lantaran sudah cukup lama melakukan pemberdayaan kepada kader maupun masyarakat setempat. 

Dia juga tak gentar dengan ancaman maupun teguran dari partai. Israwan berkeyakinan bahwa jalan politiknya bukanlah didasarkan politik transaksional dan politik ‘karbitan’. Sedari awal berpartai, Israwan mengaku sudah melaksanakan garis-garis partai. 

Baca juga : Pilkada, Saatnya Kader PDIP Pimpin Kota Depok

“Insya Allah saya tidak pernah dan tidak akan pernah cari nafkah dari dunia politik,” pungkas dia. 

Diketahui, di Pilkada Kota Depok 2020 PDIP mengusung pasangan Pradi Supriatna-Afifah Alia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.