Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Takut Kena Corona

Partisipasi Pemilih Pilkada Cuma 50%

Senin, 14 Desember 2020 11:48 WIB
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. (Foto: Facebook)
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partisipasi pemilih di Pilkada Serentak 2020 hanya mencapai 50 persen. Ini wajar, mengingat Pilkada dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago kepada Rakyat Merdeka.

Saat ini, kata dia, masyarakat sepertinya letih menghadapi perhelatan politik, karena sebelumnya sudah mengikuti Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Baca juga : Pemerintah AS Mulai Vaksinasi Warganya

Selain itu, kemungkinan masyarakat sudah muak bahwa saat ini politik uang masih terus terjadi dan tidak ada tindakan super tegas.

“Masyarakat tadinya ingin mengubah nasib mereka dengan suara atau pilihan. Tapi menyerah dan memutuskan untuk diam, terserah apapun yang terjadi. Makanya partisipasi mengalami penurunan,” ujar Pangi.

Sementara, Akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) Prof Dr Budi Suryadi mengatakan, penurunan partispasi pemilih pada Pilkada 2020 lebih dikarenakan sistem atau cara pemilihan kurang efektif.

Baca juga : Pilkada Membawa Korban....

Semestinya, lanjut Budi, guna menghindari atau mengurangi kerumunan pemilih terkait upaya pencegahan atau penularan Corona, yakni memperbanyak Tempat Pemungutan Suara (TPS). Bukan sebaliknya, yang terkesan terjadi regrouping (penggabungan).

“Akibatnya, satu TPS ada lebih400 pemilih. Bahkan hampir mencapai 500 orang. Sementara pilkada dan pemilu sebelumnya, per TPS cuma sekitar 300 pemilih,” tutur Tim Pakar Covid 19 Kalsel itu.

Jika pada pilkada ini per TPS 300 orang dibagi dua untuk menghindari kerumunan, waktu pencoblosan bisa lebih efektif. Tapi, larinya ke anggaran. “Itulah konsekuensi pelaksanaan Pilkada di masa Covid-19,” ujarnya.

Baca juga : TPS Anti Corona Di Padang, Tarik Partisipasi Warga

Budi mengatakan, regrouping membuat warga malas datang mencoblos. Karena ada kekhawatiran Corona, kendati penerapan protokol kesehatan (prokes) dilakukan.

Mengenai partisipasi pemilih yang datang ke TPS, dia memperkirakan 50 persen murni mau memilih dan tak ada hubungan money politics (politik uang). [EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.