Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Belajarlah Berpuasa Berkomentar

Jumat, 31 Maret 2023 05:25 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Publik di Tanah Air, terutama para bola mania dan skuad Garuda Muda, sedang berduka. Piala Dunia U-20, yang sudah ditunggu-tunggu dan menjadi kebanggaan, batal digelar di Indonesia. FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah. Salah satunya penyebabnya, karena munculnya penolakan di Tanah Air terhadap Timnas Israel, yang sudah lolos kualifikasi, main di Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 ini tak lepas dari kebiasaan kita yang terlalu banyak berkomentar. Selama ini, sering terjadi, baik di tataran masyarakat bawah maupun para elite, kita berkomentar tanpa mengukur konsekuensinya. Seakan-akan, yang penting bunyi dulu, risiko urusan belakangan.

Baca juga : Bella Hadid, Puasa Beri Kedamaian

Dibatalkannya Piala Dunia U-20 di Indonesia harus menjadi bahan evaluasi total bagi kita semua, untuk tidak serampangan dalam berkomentar. Kita harus mengatur dan membiasakan diri agar berpikir matang lebih dahulu sebelum mengeluarkan pernyataan. Jangan malah komentar lebih dulu, kemudian berpikir keras untuk mencari jalan keluar atas blunder pernyataan yang disampaikan. Kebiasaan ini terlalu bahaya.

Momentum Ramadan ini bisa menjadi media bagi kita untuk melakukan evaluasi itu. Selain menahan hawa nafsu, lapar, dan dahaga, kita juga harus mulai membiasakan untuk berpuasa berkomentar. Islam telah mengajarkan kepada kita, jika tidak bisa berkata yang baik (baca: membawa kemaslahatan) lebih baik diam.

Baca juga : Larangan Bukber, Para Menteri Manut

Di dunia yang semakin mengglobal ini, memang godaan untuk berkomentar sangat banyak. Bisa datang dari luar, berupa dorongan dari pihak-pihak tertentu agar kita mengeluarkan sikap atas peristiwa yang terjadi. Bisa juga datang dari dalam, berupa dorongan ingin terus ekses.

Di dunia yang semakin mengglobal ini, dampak dari pernyataan kita juga sangat besar. Sebab, pernyataan yang kita keluarkan bisa melesat seperti kilat dan menyebarkan ke berbagai belahan dunia. Jika kita keliru dan blunder, dampak negatif dari pernyataan itu akan langsung terasa.

Baca juga : Ratusan Anak Gelar Daur Ulang Ubah Sampah Jadi Berkah

Saat ini, nasi sudah menjadi bubur. Piala Dunia U-20 Indonesia sudah dibatalkan. Menyesal pun sudah tidak ada artinya. Marah juga sudah tidak berguna. Sekarang, marilah kita evaluasi diri, agar ke depan lebih berhati-hati lagi dalam mengeluarkan komentar.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.