Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Djokovic Ngaku Jadi Korban Permainan Politik

Minggu, 9 Januari 2022 07:07 WIB
Polemik petenis nomor satu dunia Novak Djokovic. (Foto : ATP)
Polemik petenis nomor satu dunia Novak Djokovic. (Foto : ATP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Polemik petenis nomor satu dunia Novak Djokovic terkait penahannya di Australia semakin panas. The Djoker dianggap sebagai korban permainan politik.

Hal itu disampaikan Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada media di Serbia, kemarin.

Saat ayah petenis nomor satu dunia itu mengklaim anaknya disalib bak Yesus Kristus. Djokovic ditahan saat tiba di Bandara Tullamarine, Melbourne, Rabu (5/1), karena gagal menunjukkan bukti yang memadai bahwa dia telah menerima vaksinasi Covid-19 penuh atau pengecualian medis untuk masuk ke Australia untuk mempertahankan gelar Australia Terbukanya.

Visa petenis berusia 34 tahun itu kemudian dibatalkan dan dia terancam dideportasi. Vucic mengklaim Djokovic diperlukan berbeda dengan petenis lain yang bisa memasuki Australia.

Baca juga : Jadwal Pemilu Belum Ditetapkan Picu Ketidakpastian Politik

“Hal ini tidak adil karena adanya permainan politik terhadap Djokovic oleh semua pihak, termasuk Perdana Menteri Australia yang berpura-pura aturan berlaku untuk semua,” seru Vucic.

Di ibu kota Serbia, Beograd, ayah Djokovic, Srdjan, memimpin aksi demonstrasi di depan gedung parlemen negara itu.

“Kami tidak meminta adanya kekerasan, kami hanya meminta dukungan untuk Novak,” seru Srdjan menggunakan pelantang saat para demonstran mengibarkan bendera Serbia dan spanduk bertuliskan, “Mereka takut menghadapi petenis terbaik. Hentikan rasisme corona.”

“Yesus disalib dan dia masih hidup di tengah-tengah kita, Novak juga disalib, karena dia adalah olahragawan dan petenis terbaik dunia. Dia akan bertahan,” lanjut Srdan.

Baca juga : Barca Mau Borong Pemain The Citizens

Sementara itu, Pemerintah Serbia telah mengajukan protes verbal kepada Kedutaan Besar Australia d Beograd atas perlakuan tidak pantas kepada petenis mereka di Melborune.

“Djokovic bukanlah penjahat, teroris, atau imigran ilegal. Namun, dia diperlakukan seperti itu oleh pemerintah Australia. Hal itu menyinggung pendukungnya dan warga Serbia,” ungkap Kementerian Luar Negeri Serbia.

Hal sama juga diperlakukan petenis Rep Ceko, Renata Voracova, yang ditahan di pusat penahanan di Melborune bersama Novak Djokovic, setelah visa kedua petenis itu dicabut, mengaku situasinya bak di penjara.

Voracova masuk ke Australia setelah mendapatkan dispensasi, sama dengan Djokovic namun keduanya berakhir dalam tahanan setelah pemerintah ‘Negeri Kangguru’ itu berubah pikiran.

Baca juga : Dirjen Iwan Monitoring Dan Evaluasi Program Perumahan

“Saya berada di dalam kamar dan tidak diizinkan keluar,” ujar Voracova kepada harian Rep Ceko DNES dan Sport.

“Jendela kamar saya tertutup rapat. Saya tidak bisa membukanya sama sekali.” “Selain itu ada penjaga di mana-mana, bahkan di bawah jendea kamar saya. itu lucu karena saya tidak mungkin meloncat dan melarikan diri,” imbuh petenis berusia 38 tahun dan berperingkat 81 dunia di nomor ganda itu.

Belum divaksin Covid-19, Voracova diizinkan masuk ke Australia karena dia sempat positif pada akhir tahun lalu. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.