Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Pembalap tim RISER ShaDaff Motorsport Sergio Noor baru berusia 16 tahun. Tapi torehan prestasinya, sudah begitu banyak.
Terakhir, pembalap kelahiran Jakarta, 21 April 2006 ini menyabet juara 1 dalam IAME X30 Asia Round 5, di Sirkuit Sepang, Malaysia. Rupanya, sudah sejak usia 6 tahun, Sergio terjun ke dunia balap gokart.
"Umur 6 tahun saya sudah mulai balapan. Kalau suka sama dunia balapnya, sudah sejak umur 4 tahun," ungkap Sergio, saat dikontak RM.id, Senin (1/8).
Sejak kecil, Sergio memang dekat dengan dunia balap. Sebab banyak keluarganya yang berkiprah di dunia itu. Termasuk, sang ayah, Bunjamin Noor dan sang kakak, Barichello Noor.
Baca juga : Hebat, Lansia Ikut Ramaikan Renang Master Festival Akuatik Indonesia 2022
Bun, sapaan akrab Bunjamin Noor, pernah menjuarai balap reli di Tazmania, Australia, pada 2012. Sedangkan Barichello, merupakan pembalap gokart yang berada satu tim dengan Sergio.
"Dari kecil suka nonton F1. Tapi betul-betul tertarik ketika melihat Sebastian Vettel pada 2010," kisah Sergio.
Sebastian Vettel, pembalap tim Red Bull, merupakan juara dunia F1 termuda dalam sejarah setelah memenangi balapan di Abu Dhabi pada 2010. Ia menjadi juara dunia dalam usia 23 tahun dan 134 hari.
"Tim favorit saya Redbull. Dan pembalap favorit saya Ayrton Senna, Max Verstappen dan Sebastien Vettel," lanjut pria berzodiak Aries ini.
Baca juga : Bank Mandiri Digitalisasi 241 Kantor Cabang Di Seluruh Indonesia
Sejauh ini, Sergio sudah memenangi berbagai gelar kejuaraan. Dimulai dari Asian Rok Cup Champion, Indonesian Rok Cup Champion, dan Indonesia Rotax Champion pada 2016, atau saat usianya baru 10 tahun.
Kemudian dia menjuarai Asian Rok Cup Champion, Indonesian Rok Cup Champion, dan Singaporean Rok Cup Champion pada 2017. Di 2018, Sergio menyabet juara 3 di Asian X30 Championship.
Setahun berikutnya, Sergio memutuskan untuk vakum dari dunia balap karena ingin fokus pada sekolahnya. Siswa Mentari Intercultural School Jakarta ini kemudian memutuskan comeback pada tahun 2020.
"Tapi akhirnya tidak jadi karena kena Covid-19. Baru comeback tahun ini, di IAME X30 Asia Round 4," ungkapnya.
Baca juga : Mahfud Tegaskan Tidak Ada Islamofobia Di Indonesia
Pada IAME X30 Asia Round 5, Sergio kembali menunjukkan taringnya. Dia menyabet juara 1. Meski lama tak "turun" ke sirkuit, taji Sergio tak hilang. Apa rahasianya?
"Balapan buat saya bukan sekadar hobi, tapi saya jadikan karir. Dunia balap passion saya, balapan adalah rumah saya," ucap Sergio.
Selama vakum, Sergio tak sama sekali melupakan dunia balap. Pulang sekolah, dia selalu berlatih balap digital dengan Tim Jmx Phantom. "Tak sulit sebenarnya membagi waktu antara sekolah dan balap," imbuhnya.
Sergio tak berpuas diri dengan berbagai pencapaiannya. Dia masih ingin menggapai cita-citanya, yakni, menjadi pembalap F1. Apa saja upaya yang dilakukan Sergio? "Ada tiga hal yang saya siapkan, yakni mental, skill, dan pengetahuan," bebernya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya