Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mahfud Tegaskan Tidak Ada Islamofobia Di Indonesia

Kamis, 28 Juli 2022 15:00 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat dialog kebangsaan Imaji Satu Abad Indonesia di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (26/7). (Foto: Istimewa)
Menko Polhukam Mahfud MD saat dialog kebangsaan Imaji Satu Abad Indonesia di Kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Selasa (26/7). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Politiki, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan tidak ada Islamofobia atau perasaan ketakutan ataupun kebencian terhadap Islam di Indonesia.

Mahfud menyayangkan, masih ada saja pihak di media sosial yang menyebar narasi dengan menyebut ada fenomena Islamofobia di Indonesia.

"Orang Islam bebas bersaing di politik, di pemerintahan, intelektual, pokoknya Islam sudah bebas. Fobianya di mana?" kata Mahfud saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan Imaji Satu Abad Indonesia di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Selasa (22/7).

Baca juga : Mahfud: Orang Pakai Dinar Dan Celana Cingkrang Jangan Dicap Radikal

Mahfud mengatakan, pemerintah saat ini sedang berupaya membangun Indonesia dengan berlandaskan nilai-nilai luhur keislaman. Menurut dia, islamofobia setidaknya memiliki arti takut terhadap orang Islam, kemudian membuat kebijakan yang anti-Islam.

"Enggak ada, nih, pemerintah kita yang takut kepada orang Islam, malah pemerintahanya seneng, menyatakan Islam, bawa sajadah, menteri-menteri bawa sajadah, Presiden ke masjid bawa sajadah, Presiden ke pesantren enggak takut tuh mengaku dan merangkul Islam," tuturnya.

Selain takut, menurut dia, fobia juga mengandung arti membenci. Tidak ada yang benci. Orang Islam boleh bersaing semua. Saat ini peluang umat Islam untuk maju jauh lebih luas ketimbang zaman Orde Baru.

Baca juga : Terima Rosan Roeslani, Bamsoet Dorong Pengusaha AS Investasi di Indonesia

"Banyak profesor di UGM yang saya baru tahu kalau mereka orang NU (Nahdlatul Ulama) itu sesudah reformasi karena zaman Orde Baru itu enggak berani mengaku, ada fobi. Sekarang tidak ada fobia," katanya.

Mahfud juga membandingkan keleluasaan umat Islam saat ini dengan era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef pada masa Orde Baru yang membatasi penggunaan busana muslim.

"Dahulu zaman Daoed Joesoef memang orang resmi dilarang pakai jilbab, itu fobia namanya. Kalau sekarang tidak. Bahkan, (sekarang) polisi punya pakaian muslim, masak dibilang fobia?" heran Mahfud.

Baca juga : Puan Ajak Masyarakat Dukung Tim Indonesia Di Asean Para Games XI

Dikatakan, jika ada yang menebar narasi Islamofobia, maka itu antar masrakyat. Bukan dari pemerintah.

"Lho, yang mengatakan itu bukan pemerintah. (Tapi) rakyat terhadap rakyat lain. Itu bukan fobia namanya, bukan Islamofobia. Yang mengatakan itu Abu Janda, bilang ke ini lalu dibilang Islamofobia, dia yang phobia. Pemerintah kan tidak. Bukan kebijakan negara," ujarnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.