Dark/Light Mode

Menlu: Indonesia Masuk BRICS Wujud Politik Bebas Aktif

Jumat, 10 Januari 2025 21:09 WIB

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengatakan, masuknya Indonesia di BRICS merupakan wujud politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal ini ia sampaikan saat memberikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta, Jumat (10/1/2025).

Tahun 2025, menjadi tahun pertama Menlu Sugiono menyampaikan langkah-langkah kebijakan luar negeri Indonesia selama setahun kedepan. Sugiono menggantikan mantan Menlu Retno Marsudi, yang menjabat sejak tahun 2014 hingga 2024. 

Pada acara itu, Menlu kembali menegaskan posisi Indonesia di BRICS. Organisasi ini merupakan akronim dari negara-negara utama yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, serta beberapa negara tambahan lainnya. 

Pertemuan BRICS Plus Summit di Kazan, Rusia pada tanggal 24 Oktober 2024 menjadi tugas pertama Sugiono setelah diangkat sebagai Menlu. Ia dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Oktober 2024. Menlu Sugiono mewakili Presiden Prabowo yang tengah melakukan rangkaian kunjungan kenegaraan. 

"Seperti kita ketahui bersama tugas saya sebagai Menlu dibuka dengan mewakili presiden prabowo pada pertemuan BRICS Plus Summit di Kazan, Rusia pada tanggal 24 Oktober 2024. Di mana di sana indonesia menyatakan keinginannya untuk bergabung dan masuk menjadi anggota penuh BRICS," ujarnya. 

Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS pada 6 Januari 2024. Pengumuman ini disampaikan oleh Brasil, selaku pemegang keketuaan BRICS tahun 2025. 

Indonesia resmi bergabung menjadi anggota BRICS dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan. Para anggota BRICS sepakat untuk memutuskan dan menerima Indonesia sebagai anggota penuh. Menurut Menlu, keputusan ini menunjukkan bahwa Indonesia dipandang sebagai negara penting untuk bisa bergabung. 

"Awalnya banyak pihak yang mempertanyakan keputusan Indonesia masuk sebagai anggota BRICS dan dianggap sesuatu yang melenceng dari prinsip politik luar negeri kita yang bebas aktif. Namun justru sebaliknya, keanggotaan Indonesia di BRICS adalah wujud politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif itu sendiri," kata Sugiono.

"Keputusan ini bukan hasil kerja semalam, melainkan buah dari kiprah konsistensi dan keteguhan diplomasi indonesia selama puluhan tahun," lanjutnya.

Sugiono menegaskan, sebagai anggota BRICS, Indonesia akan memastikan untuk menjembatani kepentingan negara berkembang dan kawasan Indo-Pasifik. Nusantara akan terus aktif mencegah meruncingnya persaingan geoekonomi dan geopolitik. 

Menlu Kabinet Merah-Putih itu mengatakan, keanggotaan Indonesia di dalam BRICS bukanlah merupakan sesuatu kebijakan yang terisolir. Sebelumnya, Indonesia aktif di banyak kelompok internasional lainnya. Di antaranya di G20, APEC, IPEF, hingga MIKTA.

"Sekali lagi bergabungnya Indonesia dalam BRICS merupakan sebuah wujud dari pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif," pungkasnya.

 

Videografer: Larasati Dyah Utami

Editor: Hendrawan Kosim Wijaya