BREAKING NEWS
 

Karhutla Turun, Emisi Karbon Berkurang

Reporter & Editor :
ADITYA NUGROHO
Selasa, 15 November 2022 17:47 WIB
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Basar Manulang. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia mengembangkan solusi permanen untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Solusi ini penting karena penurunan karhutla berarti emisi karbon bisa dikurangi untuk mencegah perubahan iklim.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Basar Manulang menjelaskan, di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia mengubah paradigma untuk mencapai solusi permanen pengendalian karhutla.

Paradigma lama, pengendalian karhutla foksu pada saat terjadi kebakaran. Anggaran dan kegiatan pengendalian pun fokus dilakukan pada pemadaman.

“Sesuai instruksi Presiden Jokowi, paradigma pengendalian karhutla kini berubah dan fokus pada pencegahan,” kata Basar di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, baru-baru ini.

Baca juga : G20 Momen Bersejarah

Dengan paradima baru, Indonesia mengembangkan solusi permanen pencegahan karhutla. Ada 3 strategi yang dijalankan. Pertama analisis cuaca dan iklim. Begitu tingkat kekeringan mengkhawatirkan, langsung dilakukan intervensi modifikasi cuaca. Kemudian, operasional, diantaranya dilakukan dengan memperkuat Satgas terpadu, penegakan hukum, dan pemberdayaan Masyarakat Peduli Api.

Yang terakhir adalah pengelolaan bentang alam yang mencakup lahan konsesi, lahan masyarakat, dan pengelolaan lahan gambut.

Dampaknya adalah turunnya kasus kejadian karhutla. Pada tahun 2019, kejadian karhutla sempat terjadi di areal seluas 869 ribu hektar. Setelah dikembangkan solusi permanen, kejadian karhutla terus menunjukan penurunan. Untuk tahun 2022, karhutla terpantau seluas 185.743 hektar dimana karhutla yang terjadi di gambut hanya 20.505 hektar.

Adsense

Basar menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengendalian karhutla. Untuk itu, upaya pencegahan karhutla dimulai di 1200 desa rawan karhutla di seluruh Indonesia. “Kami juga melibatkan lebih dari 11 ribu masyarakat peduli api di seluruh Indonesia,” kata Basar.

Baca juga : Pemerintah Serius Turunkan Emisi Karbon, Ini Langkah-langkahnya

Pengendalian karhutla juga dicapai dengan pengelolaan bentang alam yang lebih baik khususnya di lahan gambut. 

Direktur Pengendalian Kerusakan Gambut KLHK SPM Budisusanti mengungkapkan restorasi gambut terus dilakukan sehingga meningkatkan kelembabannya dan bisa mencegah karhutla. Aksi restorasi di lapangan antara lain dilakukan dengan membuat sekat kanal, pembuatan stasiun pemantau air tanah, dan penanaman di areal bekas kebakaran.

“Hasilnya telah ada 3,6 juta hektar gambut di areal konsesi yang telah berhasil direstorasi. Sementara di areal yang dikelola masyarakat, restorasi telah dilakukan seluas 49.874 hektare,” kata Budisusanti.

Direktur APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata yang ditemui di lokasi yang sama mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mencegah karhutla. Suhendra menyatakan melakukan pendekatan multi-pemangku kepentingan untuk merancang dan mengimplementasi Integrated Fire Management (IFM) sejak 2016.

Baca juga : IKN Ditargetkan Jadi Kota Berkelanjutan

“Pada tahun 2021 lalu, hanya 0,5 persen dari seluruh konsesi hutan tanaman yang menjadi pemasok kami yang terdampak kebakaran hutan dan lahan,” kata Suhendara.

Suhendra menjelaskan untuk pengendalian kebakaran, APP Sinar Mas melakukannya dengan prinsip pencegahan, kesiapan, deteksi dini, dan reaksi cepat dengan berbagai peralatan lengkap termasuk helikopter water bombing dan kamera pengintai. Tujuannya adalah mengurangi risiko adanya titik api dalam radius 5 kilometer dari batas konsesi. Secara bersamaan, upaya-upaya ini diperkuat oleh program pemberdayaan masyarakat Desa Makmur Peduli Api (DMPA). 

Ini adalah program yang membina dan membimbing masyarakat untuk mengelola lahan tanpa bakar. Program DMPA sudah dilakukan di 5 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Hingga saat ini, program DMPA sudah mencapai 405 desa, dengan penerima manfaat lebih dari 80.000 orang.

Menurut Suhendra, sejak diluncurkan pada tahun 2016, DMPA APP Sinar Mas sudah berhasil menjadikan hampir 80 persen lokasi penerima DMPA bebas atau terhindar dari kebakaran.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense