Dark/Light Mode

Capai Nol Emisi Karbon 2060

Nikel Lebih Bersinar Dan Ramah Lingkungan

Jumat, 4 November 2022 11:18 WIB
Pabrik nikel PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP) salah satu unit usaha HARITA Nickel. (Foto: Istimewa)
Pabrik nikel PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP) salah satu unit usaha HARITA Nickel. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri nikel digadang-gadang bakal menjadi primadona di masa depan. Apalagi Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar di dunia.

Kehadiran nikel serta produk turunannya yang lebih ramah lingkungan turut berkontribusi pada misi pemerintah yang menginginkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) 2060.

Holding BUMN Industri Pertambangan atau MIND ID mematok target pengurangan emisi karbon di tiap perusahaannya 28 persen 2030 mendatang. Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan menjelaskan upaya ini sudah berlangsung sejak 2020 lalu.

Menurutnya, Grup MIND ID telah mengimplementasikan program carbon reduction dan carbon offset yang dapat mengurangi emisi GRK sejumlah lebih dari 400 ribu ton C02e atau sebesar 28 persen dari target pengurangan emisi pada tahun 2030.

Baca juga : Cek Di Sini, Program Generasi Muda Tebar Kebaikan Untuk Alam & Lingkungan

"Setiap Anggota memiliki target terhadap pengurangan carbon, sehingga target Net Zero Emission (NZE) di 2060 serta pengurangan carbon sebanyak 28 persen di 2030 dapat tercapai," kata Dany dalam keterangan resminya.

Untuk mendukung upaya ini, Deputy Head of Site PT Trimegah Bangun Persada (PT TBP) Primus Priyanto mengungkapkan, pihaknya menerapkan tiga prinsip utama. Yakni pengurangan atau mengontrol emisi, penggunaan energi terbarukan, dan penyerapan gas buang.

Untuk pengurangan gas buang, PT TBP, salah satu unit usaha HARITA Nickel, rutin melakukan kegiatan pemeliharaan peralatan tambang dan juga kendaraan yang digunakan.

"Terdapat program pemeliharaan alat setiap 250 jam operasi, 500 jam dan 1000 jam operasi. Melalui pemeliharaan rutin, diharapkan gas buang dari semua alat produksi dan kendaraan pendukung dapat terkontrol dengan baik," kata Primus dalam keterangannya, Jumat (4/11).

Baca juga : Anies Dan AHY Masih Banyak Rintangan

Kedua, mewujudkan prinsip penggunaan energi terbarukan, di area living quarter atau mess, lampu penerangan di sekitar jalan kantor dan tempat tinggal karyawan sebagian sudah menggunakan solar panel.

Selanjutnya, PT TBP juga memiliki komitmen tinggi pada kegiatan reklamasi, khususnya kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman reklamasi. Melalui komitmen ini, diharapkan emisi gas buang, mampu diserap oleh tanaman yang kami tanam dan pelihara.

"Total penanaman kami di IUP PT TBP dan afiliasinya sampai dengan 2021 sudah lebih dari 200 hektar dimana per hektar ada sekitar 1100 tanaman. Sehingga kalau ditotal sudah lebih dari 200 ribu tanaman yang kami tanam sejak beroperasinya penambangan pada 2010," kata Primus.

Lebih lanjut, ia optimistis, dengan beberapa upaya yang sudah dilakukan dapat mengurangi emisi hingga 31 persen di tahun 2030.

Baca juga : Meneladani Rasulullah Dalam Praktik Bernegara Dan Berbangsa

"Salah satu langkah yang perlu dikaji secara komprehensif adalah peningkatan penggunaan energi terbarukan melalui penggunaan peralatan atau kendaraan listrik. Langkah ini perlu melibatkan banyak unsur, termasuk pelaku usaha (tambang) dan juga produsen peralatan tambang," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.