RM.id Rakyat Merdeka - Kondisi ketegangan geopolitik berdampak buruk bagi perekonomian negara. Inflasi global diramal makin tinggi, investasi ke Indonesia juga bisa terhambat.
“Tadi disampaikan dalam paparan pendek di awal bahwa kondisi global masih dipenuhi dengan ketegangan geopolitik. Ini akan semakin menekan minat investasi,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Akibatnya, investasi tidak lagi berdasarkan pada profitabilitas. Namun juga terjadi fragmentasi berdasarkan teman atau tidak teman, atau yang disebut friendshoring.
Sri Mulyani juga menyoroti inflasi global yang relatif masih tinggi. Kondisi ini menyebabkan tekanan suku bunga global yang masih tinggi atau higher for longer.
Baca juga : Duh, Ribuan Mahasiswa Terancam Putus Kuliah
Dia menjelaskan, inflasi global masih pada tingkat yang lebih tinggi meski sudah mengalami penurunan pada masa puncaknya, yaitu pada 2022-2023. Ini menyebabkan tekanan suku bunga global masih tinggi.
“Ada harapan suku bunga global, maksudnya di negara-negara maju, akan mulai menurun. Namun harapan ini akan sedikit direm mungkin dalam pertemuan G20 juga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) maupun Eropa,” jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menjelaskan, ada sederet persoalan global yang menjadi perhatian negara anggota G20.
Salah satu persoalan saat ini, yakni terkait pengelolaan fiskal. Mayoritas negara berkembang dan berpendapatan rendah dihadapkan pada beban utang yang besar.
Baca juga : Barcelona Vs Real Mallorca, Ngejar Poin Penuh
Menurutnya, negara-negara berkembang saat ini, 52 persennya sedang menghadapi masalah fiskal.
“APBN-nya tidak sehat, utangnya dalam kondisi tertekan. Mereka tidak memiliki akses terhadap capital, sehingga mereka tidak mampu pulih semenjak pandemi,” katanya.
Dalam situasi ini, sangat diperlukan institusi multilateral agar menjadi solusi. Terutama dalam persoalan pembiayaan.
“Governance mereka perlu di-reform dan size-nya perlu ditingkatkan. Indonesia memberikan banyak masukan,” ucapnya.
Baca juga : Sempat Tertinggal 20 Poin Di Laga NBA, Clippers Jungkalkan Rockets
Masalah selanjutnya, kelaparan yang melanda negara miskin. Salah satu pemicunya, yaitu krisis pangan yang mengakibatkan beberapa negara produsen pangan mulai memproteksi sumber daya. DIR
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 10, edisi Jumat, 08 Maret 2024 dengan judul "52 Persen Negara Berkembang Hadapi Masalah Fiskal Menkeu: APBN Tak Sehat, Kondisi Utang Tertekan…"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.