Sebelumnya
Hal ini menunjukkan hasil transformasi hingga bersih-bersih mendorong kondisi BUMN menjadi lebih sehat, dan berdampak pada peningkatan kontribusi bagi negara.
Ia menilai, salah satu gebrakan besar Erick yang terbukti mendorong kinerja BUMN menjadi lebih efektif dan efisien ialah pembentukan holding. Konsolidasi melalui holding membuat kerja-kerja BUMN menjadi lebih fokus dan terintegrasi antar-BUMN dengan core business serupa.
Meski begitu, sejumlah persoalan dan tantangan masih menggelayuti sejumlah BUMN. Seperti upaya perbaikan sejumlah perusahaan pelat merah, terutama yang bergerak di sektor infrastruktur, memerlukan waktu dan penanganan yang komprehensif.
“Misalnya BUMN-BUMN Karya. Tapi kalau saya melihatnya permasalahan tersebut masih bisa diatasi. Ini tugas Kementerian BUMN untuk mencari solusi terbaik, dalam menyelesaikan seluruh permasalahan di BUMN Karya dan BUMN lainnya,” tuturnya.
Baca juga : Parkir Liar Bertahun-tahun Nggak Tersentuh Aparatur
Piter juga menyebut, salah satu BUMN dengan kontributor terbesar adalah BRI. Dari kinerja tahun buku 2023, dividen sebesar Rp 25,71 triliun telah diberikan BRI ke negara.
Tambahan PMN 2025
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Erick kembali mengusulkan adanya Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2025 sebesar Rp 44,24 triliun.
“Usulan PMN ini sebagian besar merupakan penugasan Pemerintah dengan porsi 69 persen atau Rp 30,4 triliun,” ungkapnya.
Ia menegaskan, PMN bertujuan untuk pengembangan usaha akan mendapat porsi 27 persen atau Rp 11,8 triliun, dan restrukturisasi sebesar 4 persen atau Rp 2 triliun.
Baca juga : Tim Matador Trengginas
Sebelumnya dalam rapat kerja pada Maret 2024, Erick membeberkan, pengajuan PMN 2025 untuk 16 BUMN, dengan nilai total Rp 44,24 triliun. Kata dia, rencana PMN 2025 disusun demi keberlanjutan program yang juga berkaitan dengan penugasan dari pemerintah.
Di antaranya untuk Hutama Karya senilai Rp 13,8 triliun. Dana tersebut digunakan untuk melanjutkan pembangunan JTTS (Jalan Tol Trans Sumatera) fase 2 dan 3. Selanjutnya, ASABRI senilai Rp 3,6 triliun untuk perbaikan modal dan PLN senilai Rp 3 triliun untuk program listrik desa.
Kemudian, PMN untuk IFG Group sebesar Rp 3 triliun demi penguatan permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Lalu, PNM untuk PT Pelni sebesar Rp 2,5 triliun untuk pengadaan kapal baru, serta untuk belanja modal Biofarma sebesar Rp 2,2 triliun.
Selain itu, ada pula usulan PMN bagi Adhi Karya senilai Rp 2,09 triliun untuk pembangunan Tol Jogja-Bawen dan Tol Solo-Jogja. Berikutnya Kereta Api Indonesia (KAI) senilai Rp 1,8 triliun untuk penggunaan Trainset Baru Penugasan Pemerintah.
Baca juga : PBB Resmi Masukkan Israel Ke Daftar Hitam
Lalu, ID Food untuk modal kerja dan investasi program CPP (Penyaluran Cadangan Pangan) senilai Rp 1,6 triliun. Serta PMN untuk PT PP senilai Rp 1,56 triliun untuk penyelesaian proyek Tol Yogya-Bawen dan KIT (Kawasan Industri Terpadu) Subang. Sementara Perum DAMRI untuk penyediaan bus listrik senilai Rp 1 triliun. DWI
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 9, edisi Senin, 10 Juni 2024 dengan judul "Erick Thohir Kerek Target Dividen BUMN Ke Negara"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.