Sebelumnya
Jangan Lips Service
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan hingga kini banyak komitmen investasi dari hasil kunjungan ke luar negeri masih sekadar lips service tanpa realisasi jelas.
Baca juga : Erick: Investor Jepang Minat Kerja Sama Dengan BUMN
“Ini terjadi karena kesiapan pemerintah belum matang. Contohnya saat investor mau bangun pabrik proses perizinan masih susah harga tanah mahal akhirnya investasinya mandek” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut Bhima ke depannya pemerintah harus punya rencana matang sehingga setelah ada kesepakatan investasi langsung bisa dilanjutkan dengan eksekusi.
Baca juga : Inggris Siap Pasok Vaksin Covid Plus Duit Investasi
Sementara ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan saat ini banyak negara yang fokus dalam upaya penanganan Covid-19 terlebih dahuluI termasuk negara investor untuk Indonesia Menurutnya hasil lobi para menteri ini baru bisa terlihat di tahun 2021. Efektif atau tidaknyaI sebenarnya akan tergantung dari upaya kebijakan pemerintah yang lain.
“Misalnya percuma melakukan lobi investasi tetapi iklim investasi dalam negerinya tidak diperbaiki” ujar Yusuf kepada Rakyat Merdeka kemarin. Soal prospek pertumbuhan ekonomiI lanjut Yusuf investor akan lebih tertarik pada negara dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Baca juga : BKPM Kawal Terus Investor Negeri Ginseng Sampai Jadi
Di samping itu masalah stabilitas hukum dan hak asasi manusia serta penanganan korupsi juga menjadi pertimbangan penting untuk investor. “ Ini harus jadi prioritas pemerintah sebelum cari investor” tegas nya. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.