RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak masyarakat untuk menanam pohon. Kolaborasi masyarakat menanam pohon ini sebagai upaya pemulihan lingkungan.
“Rehabilitasi hutan dan lahan adalah menanam, menambal lahan yang rusak, tetapi ada lagi yang kita sebut Aforestasi dan Reforestasi,“ kata Menteri LHK Siti Nurbaya usai melakukan penanaman bibit pohon Eboni, Pulai dan Masoi di pelataran halaman Paguyuban Budi Asih, di Jakarta, dikutip, Rabu (23/2)..
Baca juga : Pembangunan IKN, Menteri LHK Jamin Hanya Sedikit Pohon Ditebang
Siti menjelaskan, menanam pohon sangat menolong dalam upaya pemulihan lingkungan. KLHK mencatat, pada tahun 1996 sampai tahun 2000 deforestasi mencapai 3,5 juta hektar per tahun. Lalu periode 2002 sampai tahun 2014 menurun, dan mencapai titik terendah laju deforestasi pada tahun 2020 sebesar 115 ribu hektar.
Dalam sambutannya, Menteri Siti menegaskan, Pemerintah memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi. Hal itu diatur dalam Undang Undang Nomor 16 tahun 2016, termasuk penanganan gambut akibat kebakaran hutan.
Baca juga : Raker Dengan DPR, Menteri ESDM Paparkan Program Transisi Energi
Pada kesempatan tersebut, Pimpinan Paguyuban Budi Asih Letjen (Purn) Doni Monardo memberikan sumbangan pohon langka kepada Departemen Sosial KilatS yang dipimpin Jenderal (Purn) A.M Hendropriyono.
Hendropriyono mengatakan, sangat berterima kasih atas pemberian benih pohon langka dari Yayasan Budi Asih. Komitmen ini dilakukan untuk menjaga ekosistem lingkungan dan mengurangi polusi udara di Indonesia, mengingat beberapa masyarakat sudah sadar betapa pentingnya menanam pohon.
Baca juga : Menteri Siti Kebut Pengerjaan Persemaian Di Kalimantan Timur
"Saya ingin mendedikasikan hidup saya dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya dan mengajak komponen masyarakat untuk ikut menjaga ekosistem lingkungan dengan cara menanam pohon. Berkontribusi dalam menjaga lingkungan dengan cara menanam minimal 25 pohon," tuturnya.
Turut hadir, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio eks Kepala Staf AL, Inspektur Jenderal (Purn.) Drs. Ansyaad Mbai eks Kepala BNPT, Mayjen TNI (Purn) Sudrajat, eks Dubes RI di China, Imam Anshori Saleh, dan Dirjen Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho. [MFA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.