RM.id Rakyat Merdeka - Kebutuhan dokter spesialis di dalam negeri masih tinggi. Angkanya jauh dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO). Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memanggil para dokter Indonesia di luar negeri untuk mengabdi di negeri sendiri.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, inisiatif memanggil para anak bangsa yang telah menimba ilmu dan bekerja di luar negeri ini, diawali dari transformasi sistem kesehatan yang sekarang dijalankan. Transformasi kesehatan saat ini juga bagian dari arahan Presiden Jokowi.
“Ketika pandemi terjadi kami menyadari tenaga kesehatan khususnya dokter dan dokter spesialis itu jumlahnya sangat kurang,” beber Budi saat konferensi pers di kantornya di Jakarta, kemarin.
Baca juga : Beri Kesempatan Mahasiswa HI Magang Di KBRI Nairobi
Dia menerangkan, jika mengikuti standar dari WHO, paling tidak ada 1 dokter per 1.000 jumlah penduduk di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara maju, perbandingannya 3 dokter per 1.000 penduduk.
“Saya hitung kita itu sekarang membutuhkan 270 ribu dokter,” tegas mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.
Kenyataannya, lanjut Budi, mereka yang sudah punya Surat Tanda Registrasi (STR) untuk praktek sekarang sekitar 120 ribu dokter.
Baca juga : Ke Semifinal, Ganda Putri Mengandalkan Jesita/Febi
Sebab itu, negeri ini masih kurang sekitar 50 ribu dokter. Itu jika mengikuti standar. Tapi kebutuhan bisa saja di atas standar tersebut, terutama saat kondisi sedang pandemi.
Belum lagi dokter spesialis. Setiap rumah sakit Pemerintah minimal punya 9 dokter spesialis.
“Kita pernah hitung juga kurangnya 3.000 lebih. Bisa dibayangkan, Indonesia sudah 77 tahun merdeka sudah punya aturan bahwa setiap rumah sakit Pemerintah harus ada 9 dokter spesialis, tapi kekurangannya sekarang 3 ribuan dokter spesialis,” sesal Budi.
Baca juga : John Riady: Keberadaan Dokter Spesialis Masih Terpusat Di Kota Besar
Untuk memenuhi kebutuhan dokter di dalam negeri, Pemerintah masih kebingungan. Apalagi jika mengandalkan lulusan dalam negeri saja. Dari kapasitas produksi dokter spesialis di perguruan tinggi, jumlahnya masih terbatas.
“Kita juga tidak banyak punya. Ada 92 fakultas kedokteran tapi yang bisa memproduksi dokter spesialis itu cuma 20,” ucapnya.
Meski ada 20 fakultas, tidak semuanya juga mampu memenuhi kebutuhan dokter spesialis di dalam negeri.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.