Dark/Light Mode

Indonesia Dan Norwegia Kompak Berjuang Melawan Perubahan Iklim

Selasa, 13 September 2022 22:03 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Espen Barth Eide menandatangani MoU Partnership in Support of Indonesia’s Efforts to Reduce Greenhouse Gas Emissions from Forestry and Other Land Use di Jakarta. Disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Senin (12/9). (Foto: Humas Kementerian LHK)
Menteri LHK Siti Nurbaya dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia Espen Barth Eide menandatangani MoU Partnership in Support of Indonesia’s Efforts to Reduce Greenhouse Gas Emissions from Forestry and Other Land Use di Jakarta. Disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Senin (12/9). (Foto: Humas Kementerian LHK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia dan Norwegia kembali menjalin kemitraan baru, yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman tentang Partnership in Support of Indonesia’s Efforts to Reduce Greenhouse Gas Emissions from Forestry and Other Land Use oleh Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dan Menteri Iklim & Lingkungan Norwegia Espen Barth Eide di Jakarta.

Sebelum penandatanganan MoU, pada Minggu (11/9), kedua menteri tersebut telah melakukan kunjungan dan penanaman mangrove ke lokasi prioritas rehabilitasi mangrove yang terletak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Serta melakukan penanaman mangrove di Desa Sotek, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim.

Penandatanganan MoU berlangsung di Kantor Kementerian LHK, Jakarta. Disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Siti Nurbaya menyebut, MoU ini akan memperkuat upaya Indonesia dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Dalam keterangan resminya, Kementerian LHK menjabarkan ruang lingkup kerja sama, yang mencakup tujuh poin.

Baca juga : Dubes RI Untuk China Dan Wagub Fujian Kompak Genjot Kerja Sama

Pertama, pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan dengan melindungi dan mengelola hutan dengan partisipasi masyarakat, termasuk masyarakat adat.

Kedua, peningkatan kapasitas untuk memperkuat penyerapan karbon hutan alam melalui pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan dan perhutanan sosial, termasuk mangrove.

Ketiga, konservasi keanekaragaman hayati.

Keempat, pengurangan emisi gas rumah kaca dari kebakaran dan kerusakan lahan gambut.

Kelima, penguatan penegakan hukum.

Baca juga : Arema Kalah, Roca Terbebani Gelar Piala Presiden

Keenam, komunikasi, konsultasi dan pertukaran pengetahuan pada lingkup internasional tentang kebijakan dan agenda iklim, kehutanan dan tata guna lahan.

Ketujuh, pertukaran informasi dan pengetahuan pada tingkat teknis.

"MoU ini tidak hanya mencerminkan kemitraan dan kesepakatan berbasis hasil kedua negara. Lebih dari itu, MoU ini mencakup keterlibatan yang lebih luas, terkait isu-isu iklim dan pengelolaan hutan di Indonesia,” papar Siti Nurbaya.

MoU tersebut juga menekankan pentingnya manfaat yang dapat diberikan secara nyata dan langsung pada masyarakat, serta bagi kemajuan Indonesia. Sesuai tata kelola dengan mengedepankan prinsip transparansi, akuntabel, inklusif, serta partisipatif.

Seperti yang tercermin dalam upaya Indonesia, untuk terus memperkuat partisipasi masyarakat adat dalam pengelolaan hutan lestari. Antara lain, melalui penetapan UU Cipta Kerja sebagai dasar hukum.

Baca juga : Persib Vs Arema FC, Ujian Perdana Javier Roca

Sementara itu, Menteri Barth Eide mengaku terkesan dengan perjuangan Indonesia, dalam mengendalikan perubahan iklim. Khususnya, melalui pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya atau Forestry and Other Land Use (FoLU).

“Indonesia adalah pemimpin global dalam mengurangi deforestasi, yang memberikan mitigasi iklim yang signifikan secara global serta perlindungan keanekaragaman hayati,” katan Barth Aide, Senin (12/9).

Dia juga mengatakan, keberhasilan ini adalah hasil dari Peraturan Pemerintah yang kuat.

"Hari ini, kami bangga, memulai kemitraan baru untuk mendukung hasil mengesankan dan rencana ambisius pemerintah Indonesia,” ujarnya.

Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia juga menegaskan, kerja sama baru ini ditujukan untuk memperkuat perjuangan melawan perubahan iklim. Serta untuk mengurangi emisi dari sektor hutan dan penggunaan lahan lainnya.

"Kerja sama internasional sangat penting untuk melestarikan ekosistem alami yang tak tergantikan, dan mencapai ambisi iklim global di bawah Perjanjian Paris," tandasnya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.