RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam waktu dekat pemerintah tak lagi menggunakan rapid test Covid-19 produk impor.
“Arahan Bapak Presiden meminta agar penggunaan rapid test Covid-19 mengutamakan hasil inovasi atau produksi dalam negeri. Untuk bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan impor rapid test yang kita telah lakukan di awal masa pandemi,” kata Bambang dalam konferensi virtual, di Jakarta, kemarin.
Baca juga : Warga Pesimistis Masalah Banjir Bisa Diatasi
Bambang memaparkan, produksi rapid test antibodi di Indonesia pada Oktober sudah mencapai 350 ribu. Bambang yakin, bulan depan produksi rapid test di Indonesia akan mencapai satu hingga dua juta per bulan.
“Sudah dilakukan produksi oleh tiga sampai empat perusahaan swasta. Tiga sudah memulai, kemudian ditambah yang keempat. Sehingga kita berharap bisa mencapai 2 juta per bulan,” ujar Bambang.
Baca juga : Puan Minta Pemerintah Turunkan Harga Tes Swab
Bambang juga mengingatkan akurasi rapid test Covid-19 tidak bisa diandalkan sebagai bagian dari testing. Akan tetapi, rapid test ini bisa digunakan untuk proses screening.
“Tingkat akurasinya kadang-kadang memang tidak bisa diandalkan untuk menjadi bagian dari testing. Sehingga rapid test memang difokuskan untuk screening,” jelasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.