BREAKING NEWS
 

Tuding Pengkhianat, Palestina Tangkap Para Pendukung Kesepakatan UEA-Israel

Reporter : DIANANDA RAHMASARI
Editor : MUHAMMAD RUSMADI
Selasa, 22 September 2020 14:17 WIB
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas (kiri) saat masih bersama Mohammed Dahlan (kanan), di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina, 18 Desember 2006 silam. [Foto: Associated Press/AP/ Kevin Frayer/File]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasukan keamanan Palestina menangkap tujuh pendukung politisi Palestina yang diasingkan, Mohammed Dahlan. Alasannya, mereka dituduh terlibat kesepakatan damai antara Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel.

Di antara mereka yang ditangkap adalah para anggota senior pendukung Dahlan, yaitu Haytham al-Halabi dan Salim Abu Safia. Hal ini, kutip kantor berita Reuters, diungkap Juru Bicara kubu Dahlan, Imad Mohsen. Namun Mohsen menyatakan, penangkapan itu bermotif politik.

Dalam sebuah pernyataan, pasukan keamanan Palestina mengatakan, mereka telah menahan Halabi dari sebuah desa dekat Kota Nablus di Tepi Barat. Hal ini dikatakan sebagai kelanjutan upaya untuk menegakkan keamanan dan ketertiban.

Baca juga : Sistem Proteksi Baik, Kebakaran Gedung Kemensos Segera Diatasi

Saat dikonfirmasi, Kementerian Dalam Negeri Pemerintahan Palestina menolak berkomentar.

Sejak 2011, Pemerintahan Palestina di Tepi Barat yang dikuasai Fatah mengalami perselisihan internal. Satu kelompok dipimpin Mahmoud Abbas, yang kini menjabat Presiden Palestina. Satu lagi, kelompok yang dipimpin Mohammed Dahlan.

Adsense

Dahlan kemudian diusir dari Tepi Barat yang hingga kini masih diduduki Israel. Sejak diasingkan, kelompok Fatah pimpinan Dahlan masih memiliki pemerintahan sendiri secara terbatas di Tepi Barat. Namun selama di pengasingan, Dahlan juga dituding membina hubungan dekat dengan para pemimpin UEA.

Baca juga : Wujudkan Pertanian Berkelanjutan, Indonesia Butuh Peran Dan Solusi Para Pakar

Seperti diketahui, kesepakatan UEA dan diikuti Kerajaan Bahrain membangun hubungan diplomatik dengan Israel, memicu kemarahan warga Palestina. Sementara Dahlan, dituding turut memainkan perannya di balik kesepakatan tersebut.

Sebenarnya, Dahlan adalah mantan Kepala Keamanan Fatah di kawasan Gaza, sebelum wilayah diambil alih oleh kelompok Hamas. Dan dia telah lama diangkat sebagai calon penerus Abbas.

UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel di Gedung Putih pekan lalu, dalam sebuah upacara yang diselenggarakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Baca juga : Pengamat: Kinerja Jaksa Agung Terbuka dan Sesuai Harapan Publik

Para analis menilai, kesepakatan itu dibuat, juga karena upaya negara-negara kawasan Teluk Persia dalam menghadapi Iran yang berideologi Syiah.

Namun warga Palestina menilai, langkah itu sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka, yang masih berjuang melawan pendudukan Israel di Palestina. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense