Sebelumnya
Hingga saat ini, China menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya. Karena itu, China akan melakukan cara apapun, termasuk dengan kekerasan, agar Taiwan tunduk pada China. Sedangkan AS menganggap Taiwan sebagai pos terdepan demokrasi yang penting. Hukum AS pun mewajibkan negara itu menyediakan sarana mempertahankan diri.
Baca juga : Kemenhub Lakukan Antisipasi Cegah Peningkatan Kasus Covid-19
Terkait hal ini, Kedutaan China belum memberikan tanggapannya. Tapi pekan lalu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan, penjualan senjata AS ke Taiwan sangat merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China. Mereka juga mendesak AS membatalkan rencana penjualan senjata ke Taiwan.
Pemerintah AS belakangan makin meningkatkan tekanan terhadap China, terutama menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS, 3 November nanti. Presiden Donald Trump yang juga kembali bertarung di Pilpres itu, bahkan menjadikan kebijakannya yang keras ke China sebagai tema kebijakan luar negeri utama.
Baca juga : Perusahaan TikTok Negosiasi Mau Jual Saham ke Microsoft
AS sangat ingin melihat Taiwan meningkatkan kemampuan pertahanannya dalam menghadapi gerakan China, yang semakin agresif mengintimidasi Taiwan. Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O Brien mengatakan, untuk saat ini China mungkin belum siap menyerang Taiwan. Tapi, menurutnya, pulau itu perlu membentengi dirinya sendiri dari serangan di masa depan, atau upaya apa pun untuk mengisolasi melalui non-militer, seperti embargo. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.