BREAKING NEWS
 

Sederet Tugas Berat Menanti Presiden Baru Negeri Paman Sam

Biden Hadapi Kombinasi 1861 Dan 1933

Reporter : DIANANDA RAHMASARI
Editor : MELLANI EKA MAHAYANA
Rabu, 20 Januari 2021 05:37 WIB
Joe Biden and Kamala Harris. (Foto : Justin Sullivan /Getty Images).

RM.id  Rakyat Merdeka - Joe Biden akan menjalani pelantikan sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat (AS) pada Rabu (20/1) di tengah beragam tantangan. Mulai dari pandemi Covid-19, krisis ekonomi yang tak berujung serta warga yang terpecah.

Berbagai peristiwa itu menja­di salah satu awal yang rumit bagi Biden. Pakar Sejarah Kepresi­denan dari Universitas Virginia, Barbara Perry mengemukakan, janji Biden untuk menjadi presi­den bagi semua warga Amerika adalah permulaan. Namun ia mengingatkan, hal utama bagi Biden adalah dapat mengajak warga Negeri Paman Sam itu melupakan Donald Trump.

“Biden mungkin menghadapi kombinasi 1861 dan 1933. Saat itu (1861), (Abraham) Lincoln menghadapi pemisahan negara dari Union dan perang saudara yang kemudian meletus. Sedangkan Franklin Roosevelt menghadapi keterpurukan ekonomi dan depresi di seluruh dunia (pada 1933),” kata Perry.

Baca juga : Presiden Taiwan Ajak China Dialog

Dengan ketegangan dan per­pecahan yang mendekati paling tinggi sepanjang masa, sejarawan itu berpandangan, Biden perlu menghidupkan kembali reputa­sinya di Senat sebagai pembuat kesepakatan dan bergerak cepat.

Hal senada disampaikan Karen Hult, pakar Politik dari Virginia Tech, yang juga anggota White House Transition Project yang non partisan. “Ini momen melelahkan, dan jelas belum pernah terjadi,” katanya.

Tingkat ancaman yang di­laporkan di Washington DC dan seluruh negara ini, lanjut Hult, menjadi keprihatinan besar. Sebab, ada kekhawatiran rakyat yang tidak hanya menolak hasil pemilu, tapi juga tidak mengakui pemerintah sebagai entitas yang seharusnya dapat mereka hor­mati. Semua itu dia nilai sangat menyulitkan bagi seorang presi­den yang baru menjabat.

Baca juga : Kalau PDIP Oke, Sama Saja Bunuh Diri Dong

Menambah kesulitan itu, Senat akan menggelar sidang pemakzulan kedua terhadap Trump segera setelah Biden menjabat. Senat juga harus menggelar sidang pengukuhan terhadap banyak orang yang dicalonkan Biden menjadi anggota kabinet.

Biden menyadari, langkahnya sebagai orang nomor satu AS tidak akan mudah. Untuk itu, suami Jill Biden itu sudah bersiap sejak berbu­lan-bulan untuk mengatasi masalah dalam negeri negara adidaya itu.

Ada soal penanganan pandemi Covid-19 yang menewaskan 4 ribu warga Amerika sehari, dan krisis ekonomi yang menyebabkan jutaan orang di-PHK, demo bersenjata di Gedung Capitol. Yang semua itu menjadi sorotan, bagaimana Biden dapat mulai menyatukan AS yang sangat terpecah.

Baca juga : Hendardi: Pernyataan Presiden Dukungan Bagi Komnas HAM

Pesan Melania

Menjelang pelantikan Biden, meski Trump masih tidak bisa legowo atas kekalahannya, Ibu Negara Melania Trump menyampaikan pesan perpisahannya kepada rakyat melalui sebuah video di Twitter. Dalam pesannya, ia merasa terhormat bisa melayani warga AS.

Adsense

“Rekan-rekan Amerika saya, merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya melayani seba­gai ibu negara Amerika Serikat. Saya telah terinspirasi oleh orang Amerika yang luar biasa di selu­ruh negara kita,” katanya, dikutip dari Aljazeera, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense