BREAKING NEWS
 

Tiga Kandidat Lempar Handuk

Hakim Sadis Diramal Menangi Pilpres Iran

Reporter & Editor :
APRIANTO
Sabtu, 19 Juni 2021 05:50 WIB
Warga Iran antre dengan menjaga jarak di TPS di Kota Teheran, Iran, Jumat (18/62021). (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rakyat Negeri Mullah, kemarin, menggelar Pemilihan Presiden (Pilpres) untuk memilih pengganti Presiden Hassan Rouhani. Ebrahim Raisi diramal menjadi pemenangnya.

Ebrahim Raisi merupakan Ketua Mahkamah Agung yang juga ulama ultrakonservatif. Dia menjadi kandidat kuat dalam Pilpres Iran. Raisi dikenal sebagai hakim sadis yang pernah memutuskan eksekusi ribuan tahanan di tahun 80-an. Ia digadang-gadang bakal jadi pengganti Hasan Rouhani setelah tiga dari tujuh kandidat capres presiden keluar dari ajang Pilpres.

Tokoh Reformis Mohsen Mehralizadeh menjadi capres pertama yang mengundurkan diri dari pemilihan pada Rabu (16/6). Dua politikus ultrakonservatif lain, Alireza Zakani dan Saeed Jalili, juga menyatakan diri keluar dari Pilpres dan menjanjikan dukungan mereka terhadap pemenang Pilpres.

Baca juga : Eks Pangdam Hasanudin Didorong Nyalon Pilgub

Kandidat yang masih bertahan dalam Pilpres, yakni eks komandan Garda Revolusi Iran Mohsen Rezai dan mantan Gubernur Bank Sentral Iran Abdolnasser Hem­mati. Partisipasi pemilih dalam Pilpres kali ini diprediksi terendah dalam sejarah. Sebab, pesta demokrasi itu berlangsung ketika perekonomian Iran sedang anjlok di tengah pandemi Covid-19. Sesuai aturan, jika tidak ada kandidat yang memenangkan suara mayoritas, dua kandidat dengan suara terbanyak akan berhadapan dalam putaran Pilpres kedua yang akan berlangsung 25 Juni nanti

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendorong agar seluruh warganya menggunakan hak pilih. Khamenei telah memberikan suaranya di TPS 110 di Kota Teheran, kemarin.

“Dengan kehadiran dan suara Anda, Anda benar-benar menentukan nasib negara, dalam semua masalah besar,” kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi.

Baca juga : Pengamat : Herman Deru Ubah Sumsel Menjadi Lebih Baik

Di bawah sistem pemerintahan Iran, pemimpin tertinggi memiliki keputusan akhir atas urusan negara. Namun, presiden memiliki pengaruh signifikan dalam menangani kebijakan industri hingga urusan luar negeri.

Perjanjian Nuklir

Raisi merupakan kandidat dari kubu ultrakonservatif yang tidak percaya Amerika Serikat (AS). Ia bahkan kerap menganggap AS sebagai “Setan Besar”. Sedangkan Presiden Hassan Rouhani, selama ini, memiliki pendekatan lebih moderat terhadap bangsa Barat, terutama AS.

Adsense

Baca juga : Anak Nurdin Abdullah Dicecar Penyidik KPK Soal Aliran Uang Suap Ke Bapaknya

Pilpres dilakukan saat Iran sedang melakukan negosiasi di Wina, Austria dengan kekuatan dunia untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015.

Presiden AS Joe Biden ber­harap, perjanjian itu bisa hidup kembali setelah pendahulunya Donald Trump, meninggalkan perjanjian itu. Untuk diketahui, kesepakatan itu merupakan pencapaian Hasan Rouhani. Sementara, masa jabatan Hasan akan berakhir.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense