BREAKING NEWS
 

Dubes Husin: Insya Allah, Hubungan Jakarta Dengan Abu Dhabi Paling Mesra Di Dunia

Reporter & Editor :
FIRSTY HESTYARINI
Kamis, 4 November 2021 10:23 WIB
Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed Al Nahyan, di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, PEA, Rabu (3/11). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi meninjau langsung sebuah jalan yang dinamai Jalan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), Rabu (3/11).

Pemberian nama jalan tersebut merupakan sebuah pengakuan dan penghargaan tinggi kepada Indonesia.

“Kita harus bangga dan berterima kasih kepada Pangeran Mohammed Bin Zayed. Karena itu adalah pengakuan, penghargaan yang tinggi kepada Indonesia. Tidak banyak nama-nama jalan di sini, yang menggunakan nama orang asing. Seperti ada Raja Saudi, ada Prancis. Dua-tiga saja, yang lain tidak ada. Jadi kita harus bangga hal itu,” tutur Duta Besar RI untuk PEA, Husin Bagis.

Pemberian nama jalan tersebut merupakan inisiatif langsung dari Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Sebelumnya, nama jalan ini adalah Al Ma’arid Street yang menghubungkan Jalan Rabdan dengan Jalan Tunb Al Kubra.

Jalan Presiden Joko Widodo telah diresmikan pada 19 Oktober 2020 oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office, Sheikh Khalid Bin Mohammed Bin Zayed Al Nahyan.

Jalan sepanjang lebih kurang 2,5 kilometer terletak itu di salah satu ruas jalan utama, yang membelah Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC) dengan area kedutaan.

Kawasan itu merupakan area strategis yang ditempati sejumlah kantor perwakilan diplomatik, seperti Kedutaan Besar Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi, dan sebagainya.

Baca juga : Dubes Heri Akhmadi, Serahkan Surat Kepercayaan Ke Presiden Mikronesia Secara Virtual

Sebaliknya, pemerintah Indonesia mengganti nama Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated menjadi Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ).

Penggantian nama tersebut diresmikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, pada 12 April lalu.

Saling memberi nama jalan kedua pemimpin tersebut juga merefleksikan hubungan yang sangat harmonis antara Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab, dalam beberapa tahun terakhir.

Hubungan kedua negara telah terjalin selama lebih dari 45 tahun, tepatnya sejak tahun 1976.

“Insya Allah dengan Persatuan Emirat Arab sekarang, hubungan Jakarta itu yang paling enak. Paling mesra di dunia,” imbuh Dubes Husin.

Tidak hanya itu, kemesraan Presiden Jokowi dan Pangeran MBZ juga ditunjukkan dengan seringnya mereka berkomunikasi melalui telepon.

Adsense

Keduanya juga kerap saling berbalas kunjungan. Mohammed Bin Zayed tercatat pernah datang ke Istana Bogor, Jawa Barat, pada 24 Juli 2019. Presiden Jokowi pun pernah berkunjung ke Abu Dhabi dan bertemu Mohammed Bin Zayed pada 12 Januari 2020.

"Kedekatan itu bisa ditunjukkan tidak saja dengan hasil-hasil yang ada tetapi sering telepon, sebulan-dua bulan. Apakah Pak Jokowi yang telepon atau His Highness. Sering sekali komunikasi. Bahkan, nanti saya rencana kalau bisa tiap tahun Pak Jokowi datang ke mari. Sebab, orang Arab itu kan punya kebiasaan sering dikunjungi,” jelas Dubes Husin.

Baca juga : Negara Arab Normalisasi Hubungan Dengan Israel, Khamenei: Mereka Berdosa

Tak hanya memberi nama jalan, Pangeran MBZ juga membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Presiden Joko Widodo.

Letak masjid tersebut di Jalan Presiden Joko Widodo yang juga dilintasi Presiden Joko Widodo pada sore itu.

Dubes Husin mengungkap, tadinya masjid tersebut merupakan sebuah masjid kecil yang kemudian dibongkar lalu dibuat bangunan Masjid Presiden Joko Widodo.

Dalam rencana awalnya, masjid tersebut akan dibangun dengan kapasitas 1.000-1.200 orang jemaah.

“Tapi diubah lagi oleh Sheikh Mohammed Bin Zayed menjadi sekitar 2.500-3.000 orang. Jadi lebih besar lagi masjidnya dan mewah,” papar Dubes Husin.

Masjid tersebut akan berdiri di atas tanah seluas lebih kurang 3.766 meter persegi, dan dibangun dengan pendanaan dari pihak PEA.

Pembangunan masjid tersebut akan dimulai pada November 2021, dan ditargetkan selesai pada Februari 2023.

Di Jalan Presiden Joko Widodo, juga tengah dibangun gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang baru.

Baca juga : Dubes Al Busyra Ajak Milenial Tingkatkan Adaptasi Hadapi Society 5.0

Menurut Dubes Husin, saat ini pembangunannya sudah mencapai hampir 35 persen, dan ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2022.

“Setelah selesai di proyeknya, diisi dalamnya, nanti target kita Oktober lah sudah bisa pindah ke sana,” imbuhnya.

Gedung KBRI baru tersebut nantinya akan terbagi menjadi tiga tempat, di sebelah kiri untuk pelayanan (pengurusan visa, paspor, dan sebagainya), di tengah kantor KBRI, dan di sebelah kanannya rumah Duta Besar.

Dubes Husin berharap, hubungan mesra Indonesia dengan PEA yang terjalin saat ini dapat dimanfaatkan dan diimplementasikan dengan baik oleh seluruh pelaku usaha Tanah Air.

Ia juga berharap kerja sama antara kedua negara tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang lain seperti pendidikan dengan pemberian beasiswa, pengiriman imam, dan sebagainya.

“Misalnya nanti kita kirim imam, kita akan kirim nanti beasiswa, tidak di bidang ekonomi saja. Bagus, kalau bisa lebih banyak lagi," pungkas Dubes Husin. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense