Dalang Wayang Politik
RM.id Rakyat Merdeka - Setidaknya ada empat permasalahan memasuki awal tahun 2022. Pertama, belum tuntasnya penanganan pandemi. Beberapa ahli justru mengingatkan kemungkinan bakal munculnya varian baru yang lebih ganas selain Delta dan Omicron. Ketidakpastian ekonomi global yang dipicu pengetatan likuiditas dan inflasi Amerika ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi kita. Masalah ketiga yaitu isu perubahan iklim. Target penurunan emisi tidak sesuai dengan harapan COP 26 di Glasgow. Akibatnya beberapa negara merevisi target penurunan emisinya masing-masing. Politik dalam negeri sedikit memanas seiring dengan pilpres tahun 2024. Masa kerja pemerintahan Jokowi praktis terganggu sepanjang tahun 2022 ini.
“Lalu ramalan baiknya apa, Mo, buat rakyat kecil?” celetuk Petruk, penasaran. Romo Semar diam tidak mau komentar. Semar justru menarik napas dalam- menandakan beratnya beban yang sedang dihadapi. Barang-barang kebutuhan pokok harganya selangit. Seperti harga cabe, telur, dan minyak goreng masih tinggi. Maka tidak heran ada gubernur tepok jidat harga gorengan sekarang naik menjadi 2.000 perak. Belum lagi rencana dihapuskannya bahan bakar premium yang notabenenya diperlukan rakyat banyak.
Baca juga : Varian Omicron Dan Era Deglobalisasi
Pisang rebus dan jadah bakar dibiarkan dingin. Romo Semar sesekali menyeruput kopi pahitnya sambil mengisap rokok klobot. Kepulan asap rokok membawanya ke zaman Mahabarata. Brahmana gadungan berusaha menggagalkan perang Baratayuda. Yakni perang keadilan antara Pandawa dan Kurawa.
Kocap kacarito. Kerajaan Hastina kedatangan brahmana bernama Resi Kalingga Jati. Brahmana baru tersebut datang dari padepokan Atas Angin. Maksud kedatangannya ke Hastina untuk membatalkan perang Baratayuda. Yaitu perangnya antara satria Pandawa dan Kurawa. Sumber permasalahan perang Baratayuda adalah perebutan kerajaan Hastina dan separuh kerajaan Amarta.
Baca juga : Refleksi Zaman Kalabendu
Langkah awal yang dilakukan Kalingga Jati yaitu memanggil Puntadewa dan Duryudana. Keduanya di-brainwash agar mau dijadikan murid Kalingga Jati. Seorang murid harus patuh apa kata dan sabda dari sang guru sejati. Untuk sementara waktu kerajaan Hastina dan Amarta dilebur jadi satu dalam kekuasaan Resi Kalingga Jati.
Masih menurut resi gadungan, terjadinya perang Baratayuda karena ulah provokator. Kedua provokator yang dimaksud adalah Prabu Kresna dan Semar Badranaya. Untuk itu Resi Kalingga Jati minta kepada Pandawa untuk membunuh Kresna dan Semar. Namun niat jahat Resi Kalingga Jati diketahui oleh Prabu Baladewa. Baladewa tidak terima jika Kresna dan Semar dianggap sebagai provokator. Terjadilah perang tanding antara Baladewa dan Kalingga Jati. Baladewa kalah sakti menghadapi Kalingga Jati. Akhirnya Baladewa minta tolong Semar untuk menghadapi Kalingga Jati.
Baca juga : Kutukan Rama Bargawa
Semar sudah tahu mengenai rencana jahat Kalingga Jati yang ingin mengadu domba dirinya dengan Pandawa. Untuk itu Semar gugat ke Shang Hyang Wenang untuk minta petunjuk dan keadilan. Kresna tidak ketinggalan ikut mencari solusi kisruh politik yang terjadi di Hastina. Setelah mendapat pencerahan dari Sang Hyang Wenang, Semar turun dari Khayangan menuju Hastina untuk melabrak Kalingga Jati. Akhirnya terbongkar kedok resi gadungan tersebut. Yaitu Bethara Guru yang selama ini iri terhadap Semar Badranaya.
“Ramalan gelap Kalingga Jati tidak terjadi, Mo,” celetuk Petruk. “Betul, Tole. Goro-goro Hastina karena perilaku iri dan dengki. Selain itu kesombongan membuat hati dan pikiran kita tertutup,” jawab Semar, pendek. Namun sebuah harapan selalu ada dalam menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. Karena harapan merupakan kejujuran atas kelemahan manusia di mata Sang Khalik. Oye
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.