Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Refleksi Zaman Kalabendu

Senin, 20 Desember 2021 06:43 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Menurut ramalan Jayabaya, tahun 2021 merupakan zaman Kalabendu. Tahun tersebut digambarkan penuh bencana, pagebluk dan kesengsaraan. Berbagai bencana terjadi secara beruntun di beberapa wilayah Indonesia. Pagebluk Covid belum mereda datang erupsi gunung Semeru. Bencana alam menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat. Kehidupan sosial masyarakat terganggu di zaman Kalabendu. Perilaku tidak terpuji seperti saling fitnah terjadi di mana-mana. Korupsi dan nepotisme menjadi santapan berita sehari-hari. Sehingga para pemimpin kehilangan wibawa.

“Sebentar lagi kita memasuki zaman Kalasuba, Mo," celetuk Petruk, serius. Romo Semar mengangguk dan mengamini apa yang dikatakan Petruk. Zaman Kalasuba merupakan tahun kemakmuran dan kesejahteraan. Menurut jangka Jayabaya, zaman Kalasuba dimulai pada tahun 2022. Hati Semar sedang bahagia. Selain sebentar lagi meninggalkan tahun bencana, Gamelan telah diakui sebagai warisan dunia dari UNESCO. Sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk nguri-nguri kabudayan melalui gending-gending gamelan.

Baca juga : Kutukan Rama Bargawa

Singkong bakar dan kopi pahit selalu setia menemani sarapan pagi Romo Semar. Kepulan asap rokok tingwe alias linting dewe membawa ingatan Romo Semar ke Khayangan Jongring Saloko di mana para dewa bersemayam. Bethara Guru sebagai pemimpin para dewa sedang galau menghadapi teror raja raksasa dari kerajaan Himahimantaka yang bernama Prabu Niwatakawaca.

Kocap Kacarito. Yang namanya bencana dan pagebluk sudah terjadi sejak dulu kala. Para dewa mempunyai cara bagaimana mengusir pagebluk dan mencegah bencana. Karena bencana yang terjadi sedikit banyak atas perbuatan manusia sendiri. Kerusakan alam akibat ulah manusia dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

Baca juga : Erupsi Jonggring Seloko

Bethara Guru sedang mengadakan rapat terbatas dengan para Dewa. Yang dibahas tidak lain adalah ancaman Prabu Niwatakawaca dari kerajaan Himahimantaka. Niwatakawaca menginginkan bidadari Bethari Supraba untuk dijadikan istrinya. Permintaan Niwatakawca ditentang oleh Bethara Guru. Tidak mungkin seorang raksasa mengawini seorang bidadari. Merasa ditolak permintaannya, Prabu Niwatakawaca marah dan mengirim pasukan ke Khayangan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.