Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kutukan Rama Bargawa

Senin, 13 Desember 2021 06:33 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Maraknya kekerasan seksual di berbagai lembaga pendidikan mulai dari pondok pesantren, sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi merupakan fenomena yang perlu dicarikan solusi segera. Ada yang salah dalam sistem pengajaran kita. Baik pendidikan formal di sekolah maupun keluarga. Negara harus hadir untuk mencegah penyakit akut tersebut. Kekerasan seksual biasanya menimpa kaum perempuan dan anak perempuan. Sehingga peran masyarakat dan orang tua sangat diperlukan untuk langkah pencegahan.

Teknologi digital khususnya internet sedikit banyak memberi andil dalam penyebaran informasi pergaulan bebas dan video porno. Tontonan vulgar tanpa sensor mudah diakses anak-anak melalui handphone. Pendidikan agama dan norma budaya tidak mampu lagi mencegah perilaku menyimpang seksual. Sehingga harapan DPR untuk segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) merupakan keniscayaan untuk memberi kepastian hukum dan pencegahan.

Baca juga : Erupsi Jonggring Seloko

“Apa perlu tata tertibnya yang diubah, Mo,” celetuk Petruk, sok tahu. Romo Semar tersenyum seperti tidak mau menanggapi secara langsung komentar anaknya, Petruk. Semar tahu arah pembicaraan Petruk latah supaya DPR mengubah tata tertib untuk mengesahkan RUU TPKS seperti penetapan Pansus RUU Ibu Kota Negara.

Nasi jagung dicampur urap daun pepaya dan lauk ikan teri bakar menambah selera makan Romo Semar. Tidak ketinggalan seduhan teh kental dan gula batu membuat suasana hangat di pagi hari. Bau tanah akibat guyuran hujan semalam masih terasa. Kepulan rokok klobot membawa ingatan Romo Semar ke zaman Rama Bargawa marah melihat perilaku kekerasan seksual.

Baca juga : Semar Gugat Khayangan

Kocap kacarito, Rama Bargawa adalah resi sakti ke mana-mana membawa senjata kapak untuk mencari raja dan satria untuk dibunuh. Konon kemarahan Rama Bargawa dipicu oleh perilaku kekerasan seksual yang dilakukan oleh Prabu Citrarata terhadap ibunya Dewi Renuka.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.