BREAKING NEWS
 

Ngobrol Panjang Soal Riset Nasional Dengan Kepala BRIN

Seperti Saya, Peneliti Itu Nggak Main Politik

Reporter & Editor :
FIRSTY HESTYARINI
Kamis, 6 Januari 2022 13:39 WIB
Kepala BRIN Laksana Tri Handaka (Foto: Dok. LIPI)

 Sebelumnya 
Kini, Eijkman sudah resmi menjadi lembaga dengan nama Pusat Riset Biomolekular Eijkman.

"Kepala-nya dipilih yang usia muda. Supaya masih kinyis-kinyis. Kalau yang usia di atas 60, sudah nggak bisa ya,” papar Tri.

Mungkin pernyataan ini untuk menjawab keheranan khalayak, kenapa yang diangkat di pucuk pimpinan bukan Prof. Amin Soebandrio, yang sudah bertahun-tahun mengomandoi riset Eijkman.

Kepala Eijkman yang baru namanya Dr. Wien Kusharyoto, pakar bioteknologi.

Baca juga : Loading Dock Terminal 3 Internasional Bandara Soetta Sempat Tergenang, Layanan Penumpang Tak Terganggu

Setelah resmi jadi lembaga pemerintah, maka periset di Eijkman bisa diangkat menjadi peneliti penuh. Dan itu dampaknya cukup berarti bagi mereka. Naik golongan pegawainya.

“Sangat signifikan dan berbeda sekali,” ujar Tri.

Tapi, regulasi ini, rupanya ada efek. Belakangan ketahuan, di sana banyak honorer yang direkrut dan sudah bertahun-tahun kerja.

"Padahal, pusat riset tidak boleh merekrut honorer seenaknya. Karena memakai uang negara. Tidak boleh, merekrut individu kecuali menggunakan skema PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja,” jelas Tri.

Baca juga : Mendag: Jaga Daya Beli Agar Ekonomi Bangkit!

Kenapa? Lembaga pemerintah, apabila melakukan rekrutmen, harus terbuka. Siapa saja boleh daftar dan diterima sepanjang memenuhi kualifikasi.

"Jadi direkrut boleh, tapi alasannya, bukan karena, oh, dia sudah lama jadi asisten saya, lalu saya angkat. Ya nggak boleh begitu,” katanya.

Ini uang negara, rekrutmen harus terbuka, siapa pun boleh daftar.

“Kalau dia masuk, diterima, karena seleksi, bukan karena dia kawan atau saudara, atau asisten saya sejak lama,” tutur Tri.

Baca juga : Dibilang Takjub Dengan Situasi Covid RI, Seperti Apa Penanganan Corona Di Malaysia?

Yang mengagetkan, bahkan ada honorer yang bekerja sudah belasan tahun di situ. Karenanya, BRIN menawarkan skema. Honorer yang sudah S3, silakan mendaftar ASN sehingga bisa jadi pegawai negeri.

Yang belum S3, ditawari skema melanjutkan sekolah yang dibiayai BRIN, sekaligus meneruskan sebagai asisten periset.

“Asisten periset itu artinya harus mahasiswa aktif, karena tujuannya mendidik calon talenta periset masa depan,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense