BREAKING NEWS
 

Agar Tak Gampang Di-Hack

PANDI: Aksara Pegon Bisa Jadi Alternatif Bahasa Pemrograman

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Rabu, 19 Oktober 2022 17:18 WIB
Flyer Kongres Aksara Pegon. (Foto: Dok. PANDI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketahanan siber di Indonesia menjadi sorotan khusus akibat marak terjadi kebocoran data dari penduduk Indonesia belakangan ini. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut, lebih dari 700 juta serangan siber terjadi di Indonesia pada 2022. Serangan siber yang mendominasi adalah ransomware atau malware dengan modus meminta tebusan. Hal ini merupakan peringatan atau warning bagi ketahanan siber Indonesia. Karena itu, diperlukan langkah konkret bagi perlindungan data pribadi setiap warga.

Gagasan untuk mengembangkan bahasa pemrograman, khususnya di bidang keamanan siber, dengan menggunakan karakter non-Latin mulai terdengar. Wacana ini bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia punya banyak karakter nonlatin (aksara nusantara), seperti Aksara Jawa, Aksara Sunda, Aksara Bali, Aksara Lontaraq, dan Aksara Pegon.

Wakil Ketua Bidang Pengembangan, Riset Terapan, Inovasi dan Teknik Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Isnawan merespons positif upaya bahasa pemrograman dengan menggunakan aksara nusantara. Menurutnya, dalam teknologi keamanan siber, bahasa pemrograman memegang peranan penting. Kemampunan menguasai menjadi syarat mutlak agar keamanan siber dapat dikelola secara optimal.

Baca juga : Pilkada DKI 2024 Akan Jadi Arena Pertarungan Bebas

Banyak bahasa pemrogaman yang digunakan dalam mengembangkan aplikasi keamanan siber. Antara lain Python, Shell Scriting, Java, C++, PHP, Javascript. Sintaks semua bahasa pemrograman tersebut menggunakan karakter Latin.

"Umumnya pelaku kejahatan siber menggunakan karakter Latin untuk meretasnya. Coba bayangkan jika bahasa pemrograman kita menggunakan aksara nusantara, siapa yang bisa meretasnya? Kecuali dia (pelaku kejahatan siber) pelajari dulu aksaranya," ungkap Isnawan.

Adsense

Senada dengan PANDI, Bisyron Wahyudi, perwakilan dari Cyber Security Independent Resilience Teams (CSIRT), mengatakan bahwa upaya menguasai teknologi keamanan siber harus dilakukan terus-menerus oleh bangsa Indonesia. Menurutnya, aksara sangat relevan digunakan menjadi bahasa pemrograman salah satunya ialah Aksara Pegon. Pemanfaatan aksara nusantara dalam pengembangan aplikasi maupun konfigurasi sistem vital dirasa sangat tepat untuk meningkatkan keamanan siber nasional di era digital saat ini, dengan ancaman keamanan siber yang terus meningkat.

Baca juga : Bertemu METI Jepang Di Acara IPEF, Airlangga Bahas Kerja Sama Ekonomi

"Penggunaan keamanan digital sangat penting ditujukan untuk pengamanan sumber daya digital, melindungi informasi dari tindakan cyber-attack yang ingin mengganggu secara logic atau fisik sebuah sistem untuk merusak kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity), dan ketersediaan (availability) informasi. Saat ini, Aksara Pegon masih digunakan di lingkungan pesantren di Indonesia. Tentu ini merupakan hal positif, ketika jumlah pengguna aktif yang cukup besar dan terus dikembangkan mengikut kemajuan teknologi informasi dan dikembangkan menjadi sebuah bahasa pemrograman," terang Bisyron.

Transformasi aksara Pegon melalui proses digitalisasi diharapkan dapat memberikan dampak positif dan manfaat yang luas dalam perkembangan intelektual Islam dan kebudayaan di nusantara. Pemanfaatan website beraksara Pegon juga dapat menjadi salah satu sarana penting untuk merekam jejak digital keilmuan ulama nusantara dan pendidikan pesantren, sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

"Agar dapat digunakan secara luas, digunakan dalam berbagai perangkat maupun sarana digital, maka Aksara Pegon perlu memenuhi standar teknologi yang berlaku secara nasional maupun internasional. Saya rasa ini momen yang sangat tepat, karena saat ini kita akan menyongsong Kongres Aksara Pegon yang akan menetapkan font dan papan ketik (keyboard) untuk diajukan agar bisa memperoleh Standar Nasional Indonesia," pungkas Bisyron.

Baca juga : Erick Thohir Ingin Indonesia Jadi Aktor Penting Pasar Kopi Dunia

Saat ini, Aksara Pegon belum sepenuhnya memadai untuk keperluan digitalisasi. Hal itu disebabkan antara lain karena karakter Aksara Pegon belum seluruhnya terdaftar di Unicode dan ISO/IEC 10646:2104 Universal Character Set (UCS).

Tata letak standar Aksara Pegon untuk mengetik di perangkat komputer maupun ponsel belum tersedia dan belum ada standar transliterasi ke dalam Aksara Latin. Berdasarkan hal itu, maka akan diselenggarakan kegiatan Kongres Aksara Pegon yang akan digelar dari tanggal 21 hingga 23 Oktober 2022. Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan didapatkan masukan-masukan dan rekomendasi berharga dari para pakar dan masyarakat pengguna Aksara Pegon untuk mendukung pengembangan Aksara Pegon pada era digital.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense