BREAKING NEWS
 

Bangun 2 Rumah Sakit Darurat Covid-19, Lippo Datangkan 100 Ventilator

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Rabu, 15 April 2020 06:20 WIB
Pasien menggunakan ventilator untuk membantu pernapasannya/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu peralatan yang paling dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19 adalah ventilator. Alat bantu pernapasan itu penting karena dapat digunakan pasien bernapas secara normal bila dalam kondisi parah. Grup Lippo pun mendatangkan 100 ventilator agar penanganan pasien Covid-19 lebih optimal.       

Nantinya, 100 ventilator tersebut akan digunakan di dua rumah sakit darurat khusus Covid-19 yang dibangun Siloam Hospitals di Kelapa Dua, Tangerang, dan di Mampang, Jakarta Selatan. Di tengah pandemi Covid-19, Lippo memastikan optimalisasi berbagai aset yang dimiliki untuk menguatkan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal itu, salah satunya, dilakukan dengan mengubah Mall Lippo Plaza Mampang, Jakarta Selatan, menjadi rumah sakit khusus Covid-19 dan memastikan peralatan yang memadai untuk membantu perawatan pasien. 

Baca juga : Cegah Penyebaran Covid-19, Jakarta Fair Kemayoran 2020 Ditunda

CEO Lippo Karawaci (LPKR), John Riady, menyampaikan, ventilator sangat penting untuk membantu pasien Covid-19 dalam kondisi parah. “Ventilator dibutuhkan untuk perawatan pasien Covid-19 yang berada dalam kondisi parah, terutama pasien dengan usia lanjut, atau memiliki preexisting conditions (kondisi penyakit bawaan) yang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi,” ucap John.        

Adsense

RS Siloam Kelapa Dua dan RS Siloam Mampang secara total menyediakan 630 tempat tidur untuk menangani pasien Covid-19. Executive Director Siloam Hospitals, Caroline Riady, mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan tunjangan gaji tambahan untuk para petugas kesehatan karena mempertaruhkan keamanan diri di garis terdepan untuk menangani wabah corona.          

Baca juga : UMKM Disarankan Lebih Inovatif

Caroline menambahkan, untuk menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebab, petugas medis harus dilengkapi alat pelindung diri (APD) agar tidak tertular dan pemeriksaan SWAB untuk mendeteksi tertular atau tidak para tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien terduga Covid-19. Di tengah mewabahnya Covid-19, kebutuhan alat bantu pernafasan atau ventilator justru meningkat. Alhasil, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba membuat alat tersebut.      

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin, menyebutkan, ventilator bekerja memompa oksigen ke dalam paru-paru pasien yang tidak lagi berfungsi. Karena itu, alat ini urgent bagi rumah sakit. Kata dia, orang yang terkena sakit paru atau saluran pernapasan, sulit bernapas sehingga dibutuhkan ventilator. Lebih jelasnya, ventilator juga digunakan untuk operasi besar. Yang pasti, banyak rumah sakit masih membutuhkan ventilator. Karena itu, semua pihak harus bahu membahu agar ketersediaan alat ini memadai.       

Baca juga : Dampak Covid-19, Bos ITF Potong Gaji 30 Persen

"Ventilator kan semacam ventilasi di rumah. Kalau ventilasi kurang atau tidak ada di rumah atau di kamar maka kita akan kesulitan bernapas," kata dia.  

Karena itu, ia apresiasi jika banyak pihak menyiapkan ventilator. Dengan banyaknya alat ventilator di seluruh rumah sakit, maka akan banyak nyawa yang tertolong. "Kalau ventilator kita di RS mencukupi, tentu makin banyak yang bisa tertolong. Tentu kita tidak berharap agar banyak yang sakit lalu masuk RS dan bisa ditolong dengan bantuan ventilator. Mencegah jatuh sakit jauh lebih bernilai tinggi di banding mengobati," ungkapnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense