BREAKING NEWS
 

Kasus Kematian Covid Tertinggi Di Dunia

Kita Duka Mendalam

Reporter & Editor :
APRIANTO
Minggu, 22 Agustus 2021 08:10 WIB
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19. (Foto: Tedy Kroen/RM)

 Sebelumnya 
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto menilai, tingginya angka kematian ini sangat mengkhawatirkan. Kata dia, output penanganan Corona adalah menghindarkan pasien dari kematian.

Jadi penanganan Corona tak bisa dikatakan baik kalau angka kematian masih tinggi. “Saat ini bisa dibilang masih lampu merah,” kata Slamet, dalam diskusi bertajuk “Suara Nakes untuk Indonesia”, yang digelar virtual, kemarin.

Menurut Slamet, angka kematian yang tinggi ini menjadi pekerjaan rumah untuk Kemenkes untuk menganalisa lalu mencari solusinya. Kemenkes bisa mulai mencari tahu faktor dominan tingginya orang meninggal karena Corona misalnya di tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. “Kalau itu dilakukan saya kira bisa menekan,” tuturnya.

Baca juga : Penderita Autoimun Baiknya Berkonsultasi Dulu Ke Dokter

Senada disampaikan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof Tjandra Yoga Aditama. Kata dia, angka kematian di Indonesia saat ini masih menjadi paling tinggi di dunia.

Karena itu, ia berharap, pemerintah melakukan tujuh langkah penanggulangan. Mulai dari analisa Kematian di lapangan, audit mortalitas RS, pembatasan sosial, testing dan tracing, vaksinasi, penanganan isoman, hingga penanganan di rumah sakit. Prof Tjandra menambahkan, analisa kematian di lapangan penting untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.

Data kematian harian harus dianalisis. Berapa yang wafat di rumah sakit, berapa yang meninggal di rumah, berapa yang sudah dibawa ke rumah sakit tapi tidak mendapat tempat dan lain-lain. “Pola umur dan jenis komorbid juga harus dianalisis,” kata Prof Tjandra, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kasus Sembuh Tertinggi Di Jatim, Kematian Di Bali Dan Riau Tembus 5 Besar

Sementara itu, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, tingginya angka kematian itu pertanda ada masalah dalam strategi penanganan di hulu. Secara sederhananya, angka kematian yang tinggi ini menunjukkan ada masalah dalam deteksi dini yaitu testing, tracing dan treatment alias 3T.

Menurut Dicky, jika kasus terlambat dideteksi, akan berimbas pada penanganan. Hal ini lah yang akhirnya menjadi penyebab tingginya angka kematian.

Selain terlambatnya 3T, menurut Dicky, jumlah tes juga masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari positivity rate atau rasio kasus masyarakat terpapar Corona. Kemudian, ada juga warga yang terpapar, namun tidak terdeteksi karena tidak melakukan pemeriksaan.

Baca juga : Jangan Takabur Karena Kasus Positif Aktif Turun, Faktanya Kasus Kematian RI Tertinggi Di Dunia

“Kunci mencegah angka kematian yakni di level deteksi dini. Dengan begitu, kita bisa mencegah angka kematian untuk ke depannya,” kata Dicky, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense