BREAKING NEWS
 

Pulihkan Ekonomi, Komisi X DPR Dukung TPBIS Jadi Program Prioritas

Reporter & Editor :
UJANG SUNDA
Kamis, 13 April 2023 13:24 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk mencapai target peningkatan literasi masyarakat, diperlukan peningkatan kualitas fasilitas layanan perpustakaan. Transformasi perpustakaan sebagai ruang publik terbuka juga diperlukan, sehingga dapat menggeser mindset lama tentang perpustakaan.

Salah satunya, melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), yang sudah berjalan selama empat tahun. PTBIS mampu menjadikan perpustakaan sebagai pusat pengetahuan, wahana belajar, melahirkan inovasi dan kreativitas masyarakat, bahkan mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan, program TPBIS ini menyasar masyarakat termarjinalkan, seperti masyarakat di daerah kumuh, masyarakat di daerah miskin, petani kecil, petambak kecil, buruh, pelaku UMKM, sampai ibu-ibu rumah tangga. "Melalui program ini, masyarakat diberi pelatihan untuk meningkatkan skill melalui buku-buku terapan yang ada di perpustakaan," kata Syarif, dalam talkshow yang diadakan Sonora FM bersama Smart FM dengan tema ‘TPBIS Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi’, Kamis pagi (13/4).

Syarif melanjutkan, tujuan TPBIS diluncurkan adalah untuk menyelesaikan masalah diawali dari akar rumput. Sebab, ciri-ciri negara maju salah satunya mampu memberikan solusi dari permasalahan di tingkat paling bawah.

“Ini tidak relevan melekat pada siapa pun yang berposisi sebagai penyelenggara negara. Jadi, memang harus inklusif. Dahulu perpustakaan tradisional hanya mengumpulkan buku, dan menunggu masyarakat membaca, namun kini sudah berubah,” terangnya.

Di abad ke-18, lanjutnya, perpustakaan menjadi simbol bagi para bangsawan, dan penguasa. Sedangkan perpustakaan di era modern harus bisa menjangkau masyarakat. Paling fundamental adalah tentang bagaimana menumbuhkan budaya baca. Untuk melakukan ini, Perpusnas melakukan inovasi melalui TPBIS.

Baca juga : Fadel Dukung Bupati Hamim

“Jangan mengajak membaca kepada orang yang sedang lapar. Tapi, harus punya strategi bagaimana untuk melirik buku yang ada solusi jalan keluar dari masalah ekonomi, khususnya saat pandemi,” terang Syarif.

Syarif melanjutkan, dalam pelaksanaan program TPBIS ini, pihaknya tidak pernah memandu masyarakat memilih keahlian tertentu. Perpustakaan justru menyesuaikan dengan pilihan ekonomi masyarakat yang dikehendaki sesuai dengan potensi yang ada. “Kami akan berkontribusi untuk mengoptimalkan dengan seluruh kemampuan untuk memfasilitasi sumber informasi yang relevan,” ucapnya.

Dalam mekanisme TPBIS, sambung Syarif, Perpusnas membuka ruang kepada Pemerintah Daerah mulai dari RT, RW, kepala desa/lurah, hingga ke kepala daerah. TPBIS yang dijalankan di perpustakaan tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga desa/kelurahan dinilai efektif dan manfaatnya dirasakan masyarakat.

TPBIS merupakan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan. “Pesan Bung Karno yakni berdiri di atas kaki sendiri, diawali dari imajinasi dengan membaca buku (terapan),” ucapnya.

Adsense

Menurut Syarif, pelatihan dan peningkatan skill untuk masyarakat termarjinalkan ini sangat penting. Sebab, mereka selama ini miskin karena empat hal. Pertama, penguasaan ilmu pengetahuan yang kurang. Kedua, inovasi dan kreativitas yang minim. Ketiga, akses terhadap permodalan yang kurang. Keempat, kultur masyarakat yang lebih banyak bertutur dibanding membaca.

Sejak 2018, program TPBIS telah melaksanakan pendampingan ke 34 provinsi. Selama hampir lima tahun berjalan, program TPBIS telah menyentuh lebih dari 2 juta penerima manfaat, dari target awal sebanyak 100 ribu orang. Hal ini menunjukkan animo masyarakat yang besar, dan sudah banyak masyarakat yang merasakan manfaat positif program ini dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.

Baca juga : Bicarakan Koalisi Besar, Perindo Kunjungi Markas Partai Golkar

TPBIS mampu menjadi penyelamat bagi jutaan orang yang mengikuti program ini di saat masa pandemi Covid-19. Telah banyak orang meningkatkan skill mereka dan bangkit dari keterpurukan ekonomi. Perpusnas telah menargetkan minimal 1 juta content creator dari seluruh Indonesia.

“Jadi kami tidak menciptakan aplikasi khusus, tapi fokus membangun jaringan. Kami juga akan mengajak seluruh stakeholder, khususnya Pemerintah, agar berbagi. Sehingga program TPBIS bukan hanya menjangkau 1.000 hingga 2.000 orang, tapi bisa lebih dari itu. Untuk biaya hampir nggak ada, karena belajar dilakukan dari rumah. Tapi bagaimana melihat potensi yang dikembangkan pasar. Kami juga menggalang kerja sama dengan sejumlah startup agar memberikan pelatihan jika ingin masuk pasar online,” jelasnya.

Program TPBIS ini disambut antusias Anggota Komisi X DPR Putra Nababan. Ia mendukung dan mengapresiasi program terobosan Perpusnas ini, yang melebihi tugas serta tanggung jawab yang semestinya.

“Perpusnas langsung jemput bola, dan programnya memang kena betul ke masyarakat. Sudah berjalan sejak 2018, ini perlu adjustment sana-sini, dan komitmen besar pemerintah,” ucap Putra.

Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta ini menyebut, hadirnya Perpusnas bukan hanya mengajarkan teknis, tapi mengembangkan diri sesuai dengan minat, dan bakat. “Banyak hal ditawarkan kalau sudah masuk buku, daya imajinasi kemudian berkembang juga,” ucap Putra.

Baca juga : KLHK Teken MoU Dengan 15 KTH di Bogor Sukabumi

Dia menambahkan, ini terobosan luar biasa Perpusnas. Harus dapat dukungan penuh dari sisi anggaran. TPBIS harus jadi program prioritas karena langsung menyentuh ke masyarakat.

“Secara sadar maupun tidak, mampu mengajak masyarakat agar gemar membaca. Bisa perbaiki hidup, menemukan tujuan, dan memperbaiki skill. Dengan membaca, bisa mengembangkan diri. Membaca pula akan merubah, dan memperbaiki penghasilan,” urai mantan penyiar berita di berbagai televisi ini.

Putra menuturkan, dari program TPBIS, masyarakat yang mendapatkan pelatihan mampu mengembangkan kemampuan untuk menjadi mata pencaharian. Misal, jika mau berdagang, bisa mencari pinjaman lunak ke bank-bank BUMN, mendapatkan pelatihan UMKM dari Badan Ekonomi Kreatif untuk pengemasan produk dan menjual dagangannya. “Ketika sudah kolaborasi dan berani keluar, kementerian akan menyambut,” ucapnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense