RM.id Rakyat Merdeka - Ini aneh. Juga menyedihkan. Bayangkan, istilah Nusantara yang seharusnya menyatukan kita semua sebagai bangsa, justru menjadi sumber perdebatan. Mungkin juga pertikaian.
Itu baru istilah Nusantara, nama ibukota negara, di Kalimantan. Belum yang lain. Belum menyangkut Undang-Undangnya, pembiayaan, lokasi, daerah penyangga, siapa yang terlibat, keberlanjutannya, serta Poleksosbudhankam-nya.
Ahli sejarah juga punya pendapat masing-masing. Terbelah. Pro-kontra. Para pendukung di grassroot, pro pemerintah atau oposisi, memilih mana yang sesuai pijakan politiknya. Apa yang ingin didengar dan diyakininya.
Baca juga : Kaderisasi Korupsi
Apakah sudah separah ini perpecahan di negeri ini sehingga semua hal menjadi sumber perdebatan dan pertikaian. Apakah sudah segawat ini landasan sikap bangsa ini dalam mencermati satu isu?
Memang tidak semua. Ada juga yang “obyektif”. Tidak terikat pada dukung-mendukung. Tidak tersandera oleh sikap politik.
Yang dikhawatirkan, kalau dua sikap atau dua kubu ini dimanfaatkan para politisi untuk kepentingan elektoral. Hanya dipakai saat pemilu saja. Sehingga polarisasi ini terus dipupuk.
Bisa saja ada yang merasa diuntungkan secara politis. Ada yang merasa unggul kalau “ultra-nasionalis” tumbuh subur. Ada juga yang merasa diuntungkan kalau “ultra-religius” terus dipupuk. Ultra disini tidak terkait dengan ketaatan religi. Tapi lebih sebagai sikap atau pilihan politik.
Dua kelompok ini bisa saja diadu-domba. Setelah pemilu, berusaha disatukan kembali oleh para elite politik yang sudah lebih dulu bersatu.
Tapi akibatnya, sangat mengkhawatirkan. Panjang dan menyedihkan. Karena, rakyat bukan politisi. Sebagian besar rakyat hanya tahu hitam dan putih. Tidak ada abu-abu. Hanya tahu mereka dibully oleh tetangga atau saudaranya karena berbeda pilihan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.