BREAKING NEWS
 

Zakia Khudadadi, Susah Payah Bisa Ikut Paralympic

Reporter & Editor :
SAIFUL BAHRI
Senin, 6 September 2021 05:58 WIB
Zakia Khudadadi. (Foto : Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Atlet taekwondo Afghanistan Zakia Khudadadi berkompetisi di Paralympic Games pada Kamis (2/9). Ia menjadi wanita Afghanistan pertama yang melakukannya sejak Para lympic Games Athena 2004.

Khudadadi mampu berkom petisi bukan hanya berkat kemampuannya. Ia sukses ikut Paralympic Games setelah upaya rahasia internasional untuk membantunya keluar dari Afghanistan yang dikuasai Taliban.

Baca juga : Efin NG Suhada Effendi Pimpin Yayasan Besutan Ibu Tien

Wanita berusia 22 tahun dan rekan senegaranya Hossain Rasouli tiba di Tokyo pada Sabtu lalu melalui Paris. Sebelumnya, Khu dadadi membuat video permohonan bantuan untuk meninggalkan Kabul setelah Taliban berkuasa. Pada Kamis (2/9), Khudadadi memasuki arena kompetisi Makuhari Messe di Chiba, dekat Tokyo.

Adsense

Ia tam pil dengan mengenakan jilbab putih untuk pertandingan pembukaan debut di Paralympic Games. Khudadadi menjadi wanita ke dua yang bersaing untuk Afghanistan di Paralimpiade, yang dimulai pada tahun 1960.

Baca juga : Makin Mudah, Kini Cari Rumah Subsidi Bisa Via Online

Khudadadi, yang akan ber tanding di babak repe chage pada Kamis nanti, tidak berbicara kepada war tawan. Baik dia dan Rasouli telah menyatakan keinginan untuk tidak berbicara kepada media.

Atlet lari Rasouli bertanding dalam lompat jauh pada Selasa nanti. Alison Battisson dari LSM HAM yang terlibat da lam evakuasi mereka, mengatakan bahwa Australia telah memberi mereka visa kemanusiaan. Tidak segera diketahui apa yang akan di lakukan para atlet setelah Olimpiade.

Baca juga : Liga 1 Mundur Lagi, Pelatih Persib: Ayo Kita Mulai!

 Pasangan itu tidak dapat melakukan perjalanan seperti yang dijadwalkan setelah ribuan orang bergegas ke bandara Kabul, berusaha melarikan diri dari negara itu. Mengingat kekacauan itu, para pejabat Paralimpiade awalnya meng takan mereka tidak akan datang ke Olimpiade.

Taliban mengklaim akan menghormati hak hak perempuan dan mengizinkan mereka bekerja dan belajar “dalam kerangka Islam”. Tetapi banyak orang Afghanistan skeptis dengan janji itu. Selama pemerintahan 1996¬2001, Taliban melarang perempuan bekerja. Anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah dan perempuan harus memakai burqa untuk pergi keluar dan hanya jika di temani oleh kerabat laki laki. [JON]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense