Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Soal Presiden Boleh Memihak Jadi Perdebatan Tim Capres
Silfester Matutina: Timses Paslon Lain Jangan Takut Kalah
Jumat, 26 Januari 2024 06:40 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Dua minggu menjelang waktu pencoblosan, Presiden Jokowi melontarkan pernyataan, Presiden boleh berpihak dan berkampanye.
Menurut Jokowi, Presiden juga boleh berkampanye, boleh memihak. Hal itu dikatakan Jokowi di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (24/1/2024).
Hal itu disampaikan Jokowi, dalam konteks menjawab pertanyaan tentang sejumlah menteri yang terlibat mendukung Capres-Cawapres.
Baca juga : Atang Irawan: Rentan Terjadinya Konflik Kepentingan
Yang terpenting, kata Jokowi, hal itu dilakukan dengan tidak menggunakan fasilitas negara.
"Boleh, kita ini pejabat publik sekaligus pejabat politik. Masa begini nggak boleh. Berpolitik boleh, menteri juga boleh," tambahnya.
Pernyataan Jokowi menuai pro kontra. Anggota Dewan Pakar Tim Hukum Timnas Anies-Muhaimin (AMIN) Atang Irawan menyinggung komitmen Jokowi dalam menjaga netralitasnya.
Baca juga : Pakar Hukum Radian Syam: Jokowi Juga Punya Hak Politik
Kata Atang, Jokowi pernah menyampaikan bahwa dirinya akan netral, tidak memihak salah satu pasangan calon (paslon). Namun, saat ini Jokowi menyatakan Presiden boleh kampanye dan memihak.
"Konsistensi pandangan dan sikap kenegarawanan, menjadi penting bagi kepala negara," ujar Atang.
Lalu, Atang mengkhawatirkan terjadi konflik kepentingan dalam pesta demokrasi.
Baca juga : Habiburokhman: Presiden Boleh Dukung Capres Mana Pun
Namun, kekhawatiran itu ditangkis Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Silfester Matutina.
"Untuk timses paslon yang lain, jangan takut kalah. Toh, di belakang mereka juga ada orang besar. Di 01 ada Surya Paloh, Amin Rais. Di 02 ada SBY dan Jokowi. Di 03 ada Megawati," katanya.
Untuk lebih jelasnya, berikut wawancara dengan Silfester Matutina mengenai hal tersebut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya