Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tanggapi Hasil KTT G20, Prodi HI Unas Gelar Seminar Nasional

Jumat, 18 November 2022 19:58 WIB
Seminar Nasional dengan tema The G20 in Bali: Peacebuilding, Stop War and Strengthen Global Cooperation, yang digelar Unas, di Jakarta, Jumat (18/11). (Foto: Dok. Unas)
Seminar Nasional dengan tema The G20 in Bali: Peacebuilding, Stop War and Strengthen Global Cooperation, yang digelar Unas, di Jakarta, Jumat (18/11). (Foto: Dok. Unas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Merespons hasil KTT G20 di Bali, Universitas Nasional (Unas) melalui Program Studi Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, berinisiatif menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema "The G20 in Bali: Peacebuilding, Stop War and Strengthen Global Cooperation". Seminar ini digelar di Aula Unas, Jakarta, Jumat (18/11).

Hadir beberapa pembicara penting dalam seminar ini. Seperti Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Guru Besar Unas sekaligus Duta Besar RI untuk Ukraina periode 2017-2021 Prof Yuddy Chrisnandi, serta Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal.

Duta Besar Ukraina Vasyl Hamianin menyampaikan rasa bangga dan terima kasih karena Indonesia mampu menunjukkan komitmen dan kemampuan yang kuat untuk melakukan action nyata sebagai Presidensi G20. Dia bersyukur, berkat peran dari Presiden Jokowi, telah terbangun sebuah solidaritas dan persatuan yang menciptakan deklarasi yang konkret, termasuk kecaman terhadap perang di Ukraina dan menuntut Rusia untuk menarik pasukannya.

Sebab, menurutnya, Rusia secara terus menerus dan berulang-ulang telah melakukan penyerangan ke wilayah Ukraina. “Bahkan pada pertengahan Summit, Rusia kembali melakukan serangan ke Ukraina, dengan meluncurkan lebih dari 90 rudal,” ujar Hamianin.

Baca juga : Tingkatkan Kualifikasi Surveyor, BKI Gelar Pelatihan Auditor Tingkat Nasional

Hamianin menyatakan, serangan yang dilakukan Rusia ini menjadi gambaran nyata bagaimana mereka berupaya mengancam komunitas dunia, mengancam perdamaian dan stabilitas. Menurutnya, G20 bukan hanya sebuah organisasi internasional, namun merupakan platform yang mampu untuk membuat keputusan dan aksi nyata.

Senada, Dino Patti Djalal menyatakan pentingnya keberadaan G20 sebagai sebuah platform untuk menyelesaikan permasalahan dunia. Dalam KTT G20, telah terjadi suatu keajaiban, bahwa pada akhirnya ada sebuah putusan yang jelas mengenai perang di Ukraina, yang pada pertemuan-pertemuan sebelumnya di tingkat menteri hal ini selalu gagal membuahkan hasil.

“Alhamdulillah, ini sebuah keajaiban. Untuk pertama kalinya ada satu komunike yang resmi. Termasuk putusan butir 3 mengenai perang Ukraina. Ini satu kemenangan yang nyata dan pukulan yang besar bagi Rusia” ujarnya.

Dino menambahkan, Indonesia pada kepemimpinan kali ini memiliki tanggung jawab besar. Sebab, selama ini, G20 selalu diketuai negara-negara barat. Baru sekarang ini terjadi perubahan, G20 beralih ke selatan, yang empat pemimpin berikutnya berasal dari negara berkembang.

Baca juga : Genjot Investasi & Kolaborasi, SKK Migas Gelar Konvensi Internasional

“Estafet pertama dimulai dari Indonesia, lalu India, Brasil, dan Afrika Selatan. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Sehingga Indonesia sebagai yang pertama harus bisa menjaga agar ini benar-benar bisa sukses,” tambah Dino

Sementara itu, Yuddy Chrinandi mengatakan, Ukraina memiliki hak untuk menentukan masa depannya. Menurutnya, tidak ada yang salah dengan keinginan Ukraina untuk bergabung dengan anggota masyarakat ekonomi Eropa. Sehingga, tidak ada satu pun yang membenarkan agresi militer Rusia dengan alasan apa pun.

“Ukraina ingin merdeka dan menentukan jalan masa depan hidupnya sendiri. Jadi, dengan alasan apa pun, Rusia tidak boleh memerangi negara lain, memasuki kedaulatan negara lain,” kata Yuddy.

Yuddy menambahkan, keberpihakan terhadap Ukraina memiliki fondasi yang kuat, yaitu tegaknya hukum internasional, penghormatan terhadap kedaulatan negara lain, menghormati piagam PBB sebagai bagian dari masyarakat dunia. Dan yang paling penting adalah komitmen bangsa dan negara Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945.

Baca juga : Mulai Hari Ini, MRT Jakarta Ubah Jam Operasional

“Jadi, ini sudah jelas. Ukraina itu adalah negeri yang indah, masyarakat yang beradab dan toleran, yang jauh dari permusuhan. Agresi Rusia justru merusak semua tatanan keindahan yang ada. Nilai-nilai kemanusiaan dikoyak dan hukum dilanggar,” ujarnya.

Di sela-sela acara tersebut, juga ada penandatanganan kerja sama antara Program Studi Hubungan Internasional dan Foreign Policy Community of Indonesia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.