Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kolaborasi Faperta Unas Dengan APTS-IPI Wujudkan Ekonomi Hijau di Indonesia

Selasa, 20 Desember 2022 20:41 WIB
International Seminar dengan tema Penthahelix Collaboration And Strategic Communication For Successfull Green Economy In Indonesia, yang digelar Unas, di Auditorium Unas, Jakarta, Selasa (20/12). (Foto: Dok. Unas)
International Seminar dengan tema Penthahelix Collaboration And Strategic Communication For Successfull Green Economy In Indonesia, yang digelar Unas, di Auditorium Unas, Jakarta, Selasa (20/12). (Foto: Dok. Unas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nasional (Faperta Unas) bekerja sama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta-Ilmu Pertanian Indonesia (APTS-IPI) menyelenggarakan International Seminar dengan tema “Penthahelix Collaboration and Strategic Communication for Successfull Green Economy In Indonesia”, di Auditorium Unas, Jakarta, Selasa (20/12). Acara ini bertujuan untuk memberikan kesadaran dan membangun kolaborasi antara akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media guna mewujudkan green economy alias ekonomi hijau di Indonesia.

“Acara bertujuan untuk lebih memberikan awareness kepada tidak saja para akademisi, tapi juga kepada mahasiswa bahwa keberhasilan dalam membangun green economy di Indonesia harus menggunakan strategi kolaborasi antar beberapa pihak seperti akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media,” kata Dekan Fakultas Pertanian Unas Prof Edy Yuwono.

Ia menambahkan, dengan kolaborasi dari berbagai pihak tersebut, penyebaran informasi tentang green economy kepada masyarakat dapat tersampaikan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat memahami gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat itu.

Edy menegaskan, green economy harus diwujudkan mengingat dunia saat ini tengah mengalami global warming. Hal ini pun perlu menjadi perhatian semua pihak bagaimana memitigasi pemanasan global.

Baca juga : Ekonomi Kuat Bekal Hadapi Resesi Global

“Pemanasan global atau global warming adalah fenomena naiknya suhu rata-rata bumi yang mengakibatkan hasil pertanian menurun. Fenomena itu terjadi disemua negara kecuali di dataran tinggi yang suhunya masih relatif tidak meningkat tajam. Jadi, global warming ini adalah isu yang harus kita perhatikan dan itu sangat terkait dengan ketahanan pangan,” ujarnya.

Dalam upaya memitigasi global warming, dapat dilakukan dengan mengedepankan faktor environmental sustainability dalam berkegiatan ekonomi. Hal itu agar lingkungan tidak rusak oleh aktivitas perusahaan dan sehingga perusahaan dapat memberikan kontribusi melalui penerapan sustainable business atau bisnis berkelanjutan.

Oleh karena itu, dalam upaya tersebut, diperlukan kolaborasi dan komunikasi yang strategis antarsemua pihak. “Hal itu tidak mungkin tanpa dilakukan kolaborasi dan komunikasi yang strategis antara lima pihak tadi (akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media) dan media yang paling berperan dalam mensosialisasikan gagasan tersebut,” jelasnya.

Dalam upaya memberikan kontribusi dalam mewujudkan green economy, Fakultas Pertanian Unas melakukan aktivitas akademik atau praktik pertanian yang tidak boros ruang dan air, kemudian mempertimbangan renewable energy.

Baca juga : Hadapi Tantangan Global 2023, Pemerintah Kudu Perkuat Ekonomi Domestik

"Fakultas Pertanian Unas ini kan fokus kepada urban farming atau pertanian untuk kawasan perkotaan, tentu karena kondisi perkotaan yang memang sangat berbeda dengan kondisi di pedesaan. Oleh sebab itu, pertimbangan terhadap kegiatan pertanian yang tidak boros ruang, air, kemudian mempertimbangan renewable energy itu harus menjadikan fokus ke sana,” pungkas Edy.

Sekretaris APTS-IPI Prof Nurhidayati mengatakan, acara ini dalam rangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan juga mewujudkan green economy di Indonesia. Terkait kondisi saat ini, Nurhidayati mengatakan, pertanian dan lingkungan di Indonesia berada di tahap mengkhawatirkan. Ini terjadi karena semakin tingginya penggunaan input eksternal yaitu pemanfaatan sumber daya alam (tanah, air, tumbuhan, tanaman dan hewan).

Menurutnya, jika penggunaan input eksternal dibiarkan dan kondisi bahan baku dari input eksternal itu sudah menurun, petani tidak bisa lagi melakukan aktivitas pertanian yang sustainable. Dengan tingginya input eksternal, diperlukan sebuah sistem pertanian yang ramah lingkungan dan rendah emisi karbon guna mendukung Sustainable Development Goals (SDGS).

“Sudah saatnya kita memanfaatkan potensi yang ada disekitar kita itu untuk dijadikan sebagai input di lingkungan agro sistem yang ada disitu,” jelas Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang ini.

Baca juga : Stop Narasi Politik Identitas, Utamakan Isu Ekonomi Di Pilpres 2024

Dalam acara ini juga diadakan diskusi panel dengan menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri. Di antaranya Executive Director of Bitec Ndayu Park Sragen Budi Rustomo, Dosen Universitas Pelita Harapan Gracia Shinta S Ugut, Lecturer Faculty of Agriculture Universiti Putra Malaysia Assoc Prof Juwaidah Sharifuddin, dan Lecturer University of Tennessee USA Prof Dalia Abbas.

Wakil Rektor Unas Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unas Suryono Efendi menyampaikan terima kasih atas kepercayaan menjadikan Universitas Nasional sebagai tuan rumah pada Seminar Internasional ini dan MoU Signing Ceremony antar Perguruan Tinggi dan dunia industri untuk memperkuat MBKM. Tak lupa ia juga menyampaikan terima kasih kepada APTS-IPI yang telah mendukung kesuksesan acara ini.

Di acara yang dilaksanakan secara hybrid ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara APTS-IPI dengan Bitec Ndayu Park juga dengan 14 Perguruan Tinggi Swasta terkait kegiatan MBKM. Ketua APTS-IPI/Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Jakarta Paristiyanti Nurwardani mengapresiasi Unas yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Seminar Internasional dan Penandatanganan MoU ini. “Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,” ujar Paristiyanti.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.