Dark/Light Mode

Inovasi Solar Greenhouse Biodrying, Optimalisasi Produk Refused Derifed Fuel Tangani Persoalan Sampah

Jumat, 30 Desember 2022 21:29 WIB
(Foto: Dokumentasi penulis(
(Foto: Dokumentasi penulis(

Permasalahan lingkungan pada masa modern kini tidak hanya menjadi isu lokal yang darurat melainkan menjadi isu global yang mengancam kehidupan manusia. Krisis lingkungan semakin marak terjadi dan mengambil atensi masyarakat yang kerap berlalu lalang baik di media sosial maupun media cetak.

Salah satu permasalahan lingkungan yang memberikan dampak signifikan adalah penumpukan sampah. Setiap tahun, pertumbuhan industri termasuk mode, infrastruktur, dan persaingan bisnis di segala sektor semakin meningkat.

 Seiring perkembangan yang sangat pesat pada sisi industri, terjadi pula peningkatan secara linear pada limbah yang dihasilkan. Sehingga menjadi tantangan pada setiap negara untuk menyeimbangkan perkembangan industri dan manajemen sampah. 

Secara garis besar, kegagalan dalam melakukan manajemen pengelolaan sampah terdiri atas dua faktor. Faktor yang pertama adalah kurangnya perhatian masyarakat dalam menyikapi permasalahan ini sehingga minimnya aksi dan partisipasi. Faktor yang kedua adalah kurangnya fasilitas dan inovasi. 

Menurut Greenration Foundation, Produksi sampah di Indonesia mencapai 67,8 juta ton setiap tahunnya. Berbagai pusat pengolahan sampah di Indonesia seperti Bantar Gebang (Bekasi), Piyungan (Yogyakarta), dan Sarimukti (Bandung) telah menampung sampah yang melebihi kapasitas di masing masing daerah.

 Masalah ini pula yang menyebabkan penimbunan sampah di TPA dengan persentase yakni 69 persen sampah ditimbun dan 10 persen sampah dibuang tanpa melalui pengelolaan.

Berdasarkan hasil survei dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2020, 17,6 persen timbulan sampah setiap harinya adalah sampah plastik dan 38,2 persen adalah sampah yang bersumber dari limbah rumah tangga.

 Mirisnya, data yang diperoleh dari laporan National Plastic Action Partnership (NPAP), Indonesia hanya dapat mendaur ulang sampah plastik dengan persentase 10 persen dari total sampah plastik yakni 6,8 juta ton.

Baca juga : Techno9 Genjot Kinerja Dengan Aplikasi Kesehatan Dan Pendidikan

 Banyaknya kuantitas sampah pada setiap tahunnya membuat tempat penampungan sampah kehabisan lahan yang akhirnya menimbulkan posibiltas yakni post-consumer plastic dapat berakhir mencemari lingkungan. 

Menyikapi permasalahan tersebut, pemerintah Indonesia telah menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025. 

Target tersebut masih dinilai masih jauh dengan kondisi lapangan yang terjadi di Indonesia saat ini. Banyak masyarakat yang masih asing dengan Bank Sampah, TPST dan TPS3R.

Meskipun terdapat banyak tantangan, terdapat beberapa posibiltas yang dapat menjadi solusi dari permasalahan sampah. Salah satu inovasinya adalah pengolahan sampah menjadi produk alternatif bahan bakar yakni refused derived fuel

RDF merupakan teknologi atau sistematika pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil. Hasilnya dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran.

 Kabupaten Tegal adalah salah satu daerah yang telah menerapkan system ini. Sampah yang masuk pada setiap harinya mencapai per hari 989,8 m3

Persentase sampah di TPA Murareja ini didominasi oleh sampah plastik yaitu 40,15 persen. Persentase sampah di TPA Murareja yang dapat digunakan sebagai RDF cukup tinggi, yaitu 28,7 persen, terdiri dari 15,35 persen limbah kertas, limbah karet/kulit 2,35 persen, dan sampah kain sebanyak 2 persen. 

Selain di Kabupaten Tegal, pengelolaan ini juga diterapkan di di Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah.

Baca juga : Kemenkop UKM Genjot Penggunaan Produk Dalam Negeri Alat Pertanian Cs

 Dilansir dari situs berita lingkungan, mongabay, fasilitas TPST di Cilacap mampu mengolah 120 ton sampah yang diolah dengan teknologi RDF yang hasilnya menjadi bahan bakar pabrik semen dan produk ini dinilai dapat mengurangi konsumsi batubara serta menjadi alternatif yang ramah lingkungan.

Data di atas merupakan bukti bahwa Indonesia berpotensi untuk melakukan pengolahan sampah secara RDF. Meskipun demikian, masih terdapat hal yang menjadi pertimbangan beberapa masyarakat yang akhirnya enggan untuk melakukan metode ini. 

Beberapa hal tersebut adalah metode pengolahan biodrying konvensional dalam pembuatan produk refused derived fuel yang dinilai masih belum efektif dalam pengelolaan sampah menjadi RDF karena memerlukan waktu yang lama dan lahan yang luas serta kualitas produk yang dinilai kurang maksimal. 

Hasilnya, output produk tidak dapat dimaksimalkan kegunaannya dan masih sangat sulit untuk berkompetisi di pasar sebagai bahan bakar. Hal ini terjadi karena proses pengolahan biodrying konvensional sangat bergantung pada matahari dan lahan terbuka sehingga suhu pengeringan yang dipakai tidak stabil dan berdampak pada kualitas produk yang mengalami pengeringan yang tidak merata.

Tantangan ini memang memberikan hambatan bagi pengolahan biodrying dalam menciptakan produk yang mumpuni dan adanya kesulitan pengelolaan akan memengaruhi daya minat masyarakat. 

Untuk dapat mengambil atensi masyarakat, dibutuhkan inovasi yang dapat membawa keuntungan dalam optimalisasi mutu produk. Inovasi yang dapat dilakukan adalah pengembangan mekanisme biodrying konvensional menuju teknologi solar greenhouse biodrying

Teknologi Greenhouse yang modern sebagai peganti alat konvensional memiliki keunggulan dalam rekayasa cuaca yang akan mempengaruhi sisi thermal. Perbedaan dari kedua teknologi tersebut sangat signifikan dalam tahap proses pengolahan sampah hingga hasil jadi produk.

Perbedaan yang pertama adalah efektivitas lahan. Pada metode konvensional, dibutuhkan lahan yang cukup besar untuk dapat mengolah sampah dalam jumlah banyak sedangkan dengan teknologi solar greenhouse digunakan rak dan cabinet yang dapat menampung sampah dalam skala yang jauh lebih besar. 

Baca juga : Anniversary ke-23, Alfaland Group Bagikan Paket Sembako, Produk Kesehatan dan Perlengkapan Sekolah

Selain perbedaan terkait kebutuhan lahan, metode greenhouse biodrying juga dilengkapi fitur canggih seperti blower fan, solar panel dan thermo control yang dapat membuat efektivitas pengolahan lebih baik dibandingkan metode konvensional. Permasalahan utama yang terjadi pada metode biodrying konvensional adalah lamanya pengeringan dan tidak stabilnya suhu yang diperoleh saat pengolahan.

Dengan metode konvensional ini, hasil pengeringan tidak akan merata karena suhu dan penyinaran yang didapat berbeda akibat proses penumpukan rak. Dengan adanya thermo control pada alat, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan baik. 

Inovasi yang menarik ini dapat dikembangkan menjadi suatu kegiatan dan pemberdayaan oleh masyarakat yang dikombinasikan dengan fasilitas TPST setempat. Prospek yang didapatkan dengan penerapan ini selain dapat mengurangi permasalahan sampah juga dapat memberdayakan masyarakat dalam segi kreativitas dan ekonomi.

Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah peningkatan atensi dan peluang usaha bagi masyarakat dalam mengolah sampah menjadi suatu yang bernilai jual. 

Dengan terciptanya produk RDF dengan kualitas unggul, masyarakat dapat mengolah sampah dan menyalurkan output produk kepada pasar yang lebih besar dan membutuhkan produk tersebut. Penerapan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan membuka peluang bisnis bagi masyarakat setempat. 

Tentunya, pemberian produk juga perlu diiringi dengan monitoring yang dapat dilakukan oleh ahli dari lingkungan sebagai perwakilan yang dapat menyalurkan pemahaman pengelolaan hingga tahap bisnis RDF kepada masyarakat.

Strategi yang dapat ditempuh dalam pengimplementasian ini adalah memaksimalkan mutu produk agar penggunaan dapat dengan mudah dijalankan dan dioperasikan oleh masyarakat. 

Selain itu, nilai aksesibilitas juga dibutuhkan agar dapat terjaringnya skala partisipasi yang lebih massif. Hal yang paling penting adalah proses penyaluran pemahaman kepada masyarakat dan arahan sehingga proyek ini bukan menjadi proyek yang bersifat sementara namun dapat menjadi solusi jangka panjang yang turut menyelesaikan permasalahan lingkungan terutama pada pengelolaan sampah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.